Senin, 14 Mei 2012
Hak Ulayat
Kedudukan Hak Ulayat
Bagaimana kedudukan Hak Ulayat masyarakat adat dalam kaitannya pada sumber-sumber hukum UUPA, hukum adat dan....... (baca selanjutnya)
Bagaimana kedudukan Hak Ulayat masyarakat adat dalam kaitannya pada sumber-sumber hukum UUPA, hukum adat dan....... (baca selanjutnya)
Perayaan HBD Mama dan Papa
Sarua Indah, Ciputat.
13 Mei 2012
Raut wajah mempesona
Ringankan beban di pundaku
Menyambut dengan senyum terindah
Kaulah Malaikat Sukmaku
Tubuh mu mulai berubah
Semakian renta dan rapuh
Terlihat garis perjuangan yang teguh
Memberi cinta yang tak pernah berubah
Ayah ibu tercinta
Telah kau korbankan semua
Mendidik dan membina
Hingga ku kini dewasa
Kan kubaktikan diriku
Sarua Indah, Ciputat.
13 Mei 2012
Ayah Ibu Tercinta
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
:
“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”
:
“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”
Raut wajah mempesona
Ringankan beban di pundaku
Menyambut dengan senyum terindah
Kaulah Malaikat Sukmaku
Tubuh mu mulai berubah
Semakian renta dan rapuh
Terlihat garis perjuangan yang teguh
Memberi cinta yang tak pernah berubah
Ayah ibu tercinta
Telah kau korbankan semua
Mendidik dan membina
Hingga ku kini dewasa
Kan kubaktikan diriku
Jumat, 11 Mei 2012
Mulawarman tinggal.kenangan
MULAWARMAN TINGGAL KENANGAN
MUARA KAMAN sebuah kota kecamatan yang
terletak ditepi sungai Mahakam, disebut-sebut sebagai bekas Kerajaan Tertua
Hindu di Indonesia.
Letak kecamatan Muara Kaman ini tidak
terlalu jauh dari Kecamatan Sebulu yang juga terletak ditepi sungai
Mahakam.Kecamatan Sebulu sudah mulai ramai dengan perkebunan masyarakat dan
pengusaha terutama kelapa sawit.
Danau Lipan yang terkenal dengan kisah-2
legendanya juga terletak tak jauh dari kawasan bekas kerajaan Mulawarman ini.
Lipan di Kalimantan dikenal sebagai binatang lata berbisa mempunyai kaki-2 yang
banyak sebagai binatang lata lainnya yang disebut “Kaki Seribu”.Binatang Lipan
ini dizaman bahari menempati lokasi daerah ini beribu-ribu, menurut dongeng
dikuasai oleh seorang peri yang sangat
sakti.
Bekas kerajaan Mulawarman terletak
didaerah ini dikenal dengan nama Brubus.
Konon disekitar lokasi inilah terdapat bekas-2 peninggalan Kerajaan Mulawarman,
yang hampir tak bisa dilacak lagi.
Tempat inilah yang dipastikan oleh
masyarakat setempat sebagai bekas kerajaan tertua Mulawarman putera Raja
Kudungga yang pernah mendirikan kerajaan Hindu pertama kali dibumi Nusantara
kita.
Kerajaan Hindu pertama dan tertua serta
paling lama masa pemerintaahannya sepanang sejarah. Bayangkan Kerajaan Mulawarman
ini telah berdiri sebelum berakhirnya abad ke IV Masehi.
Bukti ini terungkap dari prasasi ( batu
bersurat ) yang pada zaman Pemerintahan Belanda dulu diketemukan beberapa buah
didaerah Muara Kaman ( Brubus ).
Prasasti-2 yang diketemukan itu sebagai
mana ditulis dalam buku Searah Nasional Indonesia jilid I, yang diterbitkan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui PN Balai Pustaka ( cetakan ke II
nya terbit tahun l979 ), dibangun pada masa Pemerintahan Raja Mulawarman.
Menurut yang tertulis pada salah satu
prasasti tersebut,Mulawarman adalah putra Raja Kudungga yang putra dari Aswawarman raja pertama yang
mendirikan kerajaan Hindu di Kaltim itu. Mulawarman adalah raja yang ke III,
yang kerajaannya sangat tekenal dimasa itu. ( Buku Maalah Bulanan Warnasari _
Jakarta April l923, tulisan bapak Umar Dahlan seorang wartawan senior Kaltim
yang telah meninggal dunia ).
Hanya saja sampai sekarang ini sejarah
Mulawarman masih simpang siur belum ada yang khusus mengungkapnya secara
transparan.
Pihak Pemerintah Pusat maupun pihak
Pemerintah Daerah sampai sekarang belum tampak usaha kearah itu, sehingga kisah
Kerajaan Tertua itu tambah terlupakan.
Ketika penulis masih dibangku Sekolah
Rakyat ( l952 ) pelajaran Sejarah
Indonesia pertama kali mengemukakan terdapat sebuah
Kerajaan Hindu tertua di Indonesia yaitu kerajaan Mulawarman terdapat di
Kalimantan Timur, tetapi selanjutnya tak ada keterangan lagi.
Kerajaan mulai terungkap ketika
diketemukannya prasasti atau Batu Yupa dan beberapa barang antiq hasil galian penduduk
setempat, baik sengaa maupun tak sengaja. Banyak pemburu barang antiqmengunungi
daerah itu dan secara sembunyi mengadakan penggalian, ketika mengetahui hal ini
Pemerintah segera mengadakan larangan
merusak kawasan tersebut.
Sering terdengar berita adanya penemuan patung-2 emas skala kecil, perhiasan
tua dengan batu-2 permata bermutu, ada juga yang disita Pemerintah kemudian
beritanya tenggelam begitu saja.
Kerajaan Kutai Kartanegara apalagi
setelah munculnya daerah Otonomi Daerah, mengklaim bahwa Kerajaan Mulawarman
adalah nenek moyang Kerajaan Kutai. Orang yang tak tahu membaca sejarah tentu
saja cepat percaya, tetapi bagi yang mengerti tentu saja merasa tak puas tetapi
begitulah keadaannya. Bayangkan kerajaan Mulawarman sudah berdiri sejak abad ke
IV sebelum Masehi. Sedangkan kerajaan Kutai baru muncul diabad ke XIV.
Diceritakan bahwa Kerajaan Mulawarman adalah kerajaan terpanjang masa
pemerintahannya bahkan sampai berdirinya Kerajaan Kutai masih ada tersisa anak
keturunannya yang kemudian habis musnah diserang Kerajaan Kutai Kartanegara
yang baru muncul.Sayang sekali tak ada catatan tentang hal itu sehingga
semuanya hilang begitu saja.
Pada tahun l997, penulis dengan
serombongan dokter-2 muda pria dan wanita yang terikat dalam IDI atas prakarsa
Golkar dan beberapa wartawan serta artis mengadakan “pengobatan cuma-2”
kedaerah pedalaman sungai Mahakam.Beberapa kota kecamatan kita mampir dan
mengadakan pengobatan dan hiburan tentu saja dalam promosi Golkar,
saya diikut sertakan dan dijadikan salah
seorang pemimpin karena pengaruh dan ketokohan saya sebagai putera daerah. Saya
ikut saja bukan sebagai orang partai karena saya tak senang menjadi orang
partai, karena akan kedaerah sendiri lagi pula mengadakan pengobatan cuma-2 dan
membawa artis dan pelawak untuk masyarakat ya saya ikut saja.
Yang jelas rombongan ini membawa nama
“Yayasan Karya Bhakti”
terdiri dari dokter-2 muda yang ingin
mencarai pengalaman.
Karena ada pengaruh sedikit saya bisa
mengajak rombongan untuk mengunjungi lokasi bekas kerajaan Mulawarman di desa
Brubus Kecamatan Muara Kaman. Mereka yang belum tahu sejarah terkejut ketika
saya menceritakan tentang sejarah yang hilang itu. Suatu Kerajaan tertua yang
pernah ada dibumi Nusantara, mengapa tidak teriak mereka tanda setuju.
Entah mengapa….pada kesempatan ini
hatiku demikian kuat ingin melihat dan mengunjungi daerah yang bersejarah masa
lalu itu, kesempatan ini tak akan kusia-siakan. Bertahun-tahun saya memikirkan
teka teki sejarah Mulawarman ini, untuk kesini juga tak semudah itu nah…inilah
kesempatan yang tak boleh kusia-siakan. Lagi pula dari anak kapal dan seluruh
rombongan mendukung rencanaku ini mungkin ada yang tak mengerti tetapi karena
takut ya ikut saja. Mereka juga tak mengerti kalau daerah yang mau dikunjungi
ini adalah daerah yang penuh misterius dan penuh dengan dongeng-2 masa lalu.
Kapal motor yang kami sewa menurunkan
kami pada sebuah tempat merupakan pantai berhutan jadi bukan tempat
pemukiman.Aku sudah lupa daerah itu, tetapi bukan kota Muara Kaman pawing alan
kami membawa kami kesana. Beberapa dokter pria dan wanita serta wartawan
mengikuti langkah kami, artis sama sekali tak ada yang tertarik mereka mau
istirahat dikapal saja.
Wahh…benar-2 merupakan sebuah
petualangan yang menarik, bayangkan kami akan memasuki sebuah daerah misterius
sebuah Kerajaan Hindu pertama yang telah lenyap ditelan masa.
Kami telah menghubungi Camat Muara Kaman
dia dan beberapa orang dari Dinas Pendidikan dan Budaya telah datang dengan
speed boat dinas pak Camat. Kami menyusuri jalan setapak melalui sebuah bukit
belukar
berjalan kaki mungkin sekitar 200 meter
sampai ketempat. Dokter-2 muda itu sangat memperhatikan aku tak ubah sebagai
ibu mereka sehingga aku merasa bagai ditengah keluarga dan anak-2ku. Perjalanan
dan bhakti social ini membuat kami merasa dekat satu dan lainnya.
Pak Camat didepan memberi tanda kalau
kami sudah tiba ditempat.
Tak ada pohon-2 besar hanya semak-2 dan
bebatuan dengan dasar pasir
serta rerumputan menjalar disana-sini.
Tak ada binatang misalnya kera, hanya kupu-2 tampak beterbangan seakan-akan
menerima kedatangan kami.
Hatiku berdebar-debar ingin sekali
melihat dan merekam tempat yang sangat kudambakan selama ini.Bekas Kerajaan
Hindu tertua dibumi Indonesia yang masih misterius dan belum terungkap.Ada rasa
kecewa dihatiku ketika melihat kenyataan, tak ada sesuatu yang bisa membuktikan
bahwa disini dulu ada sebuah tempat masa lalu yang sangat bersejarah. Semua
membisu entah apa yang sedang dipikirkan. Mungkin pikir mereka akan menemui
sebuah lokasi yang penuh dengan bekas-2 bangunan masa lalu seperti yang
diketemukan ditanah Jawa, ternyata tak ada apa-2 yang bisa membuka tabir.
Tiba-2 pak Camat memanggil aku, meskipun bibirku masih komat kamit
mengucap kata salam dan minta izin para penghuni gaib ditempat itu. Ibuku
mengajarkan hal itu bila memasukki sebuah daerah yang masih asing dan penuh
misteri.
“ Terimalah salam kami, kami datang
dengan niat baik. Jangan diganggu anak buah kami. Wassalam alaikum.” Bisikku
perlahan.
Aku adalah Kepala Rombongan, paling tua
dan aku pula yang minta berkunjung kemari jadi adalah semua tanggung jawabku.
Bayangkan bagaimana kalau ada yang tiba-2 saja kesurupan seperti sering
terjadi.
Aku telah meminta semua anggota
rombongan agar berhati-hati dan jangan ceroboh hormatilah daerah yang
bersejarah ini, pesanku. Dan mereka semua mengerti.
“Kami berlindung kepadaMu Ya Allah,” aku
menutup doaku.
Suasana alam tampak cerah dan damai,
ketika kami berkumpul disekeliling pak Camat aku berkata. “ Sadarkah pak Camat
bahwa tempat ini sangat besar maknanya, disini tersimpan sejarah tertua sebuah
kerajaan masa lalu yang sampai sekarang masih misterius. Nama sangat besar
tetapi tak ada yang bisa mengungkapnya,meskipun ada bukti-2 yang tertinggal.”
Pak Camat menganggu-anggukan kepalanya. “
Betul bu Flora, kami sudah mendapat pesan dan petunjuk dari Pemda Kaltim untuk melindungi tempat bersejarah ini, pihak
Debdikbud juga telah memeriksa kawasan ini dan memasang beberapa pengumuman
disekitar sini. Karena dulu sering ada orang atau rombongan yang datang dan
mengadakan penggalian untuk mencari benda antiq. Tetapi Pemda belum memberikan
biaya untuk perawatan dsbnya.” Beberapa wartawan mula memotret tetapi tak ada
sasaran yang berarti selain semak belukar dan pepohonan menjalar yang tumbuh
disekitar lokasi.
Kemudian pak Camat mengajak kami
kesebuah tempat dimana tampak sebuah batu hitam sebesar derum minyak tanah
tergeletak ditanah. Disekelilingnya ada pagar terbuat dari kayu ulin tetapi
sudah tak terawat. “Batu ini dinamakan masyarakat disini “ Batu Lesung “,
melihat berat dan besarnya tak mungkin terangkat oleh 6 atau 7 orang tenaga
manusia, tetapi menurut kisah beberapa orang yang sering berkunjung kesini “
Batu Lesung “ ini sering berubah tempat dan berputar sendiri. Apakah berubah
sendiri atau diputar oleh tangan-2 jahil sulit kita menebaknya.” Wartawan ibu
kota yang mengikuti kami berlarian berlomba memotret “Batu Lesung “ ini. Sayang
sekali tak terpikir olehku untuk menyimpan koleksi foto Batu Lesung dllnya
ketika itu.Memang setelah itu muncul tulisan diharian ibu kota kisah perjalanan
dan kunjungan ketempat bersejarah itu.
Pikiranku yang sedang melayang terkejut
mendengar suara pak Camat. “ Bu, disini ada sebuah bekas sumur ini dinamakan “
Sumur Berani “, karena ada magnitnya. Seakan-akan ada sesuatu daya tarik yang
cukup kuat dari dalam sumur ini, sehingga
akhirnya lokasi ini ditutup dan dilarang untuk menggalinya.” Kemudian
kami dibawa pak Camat pada sebuah tempat yang tidak jauh
letaknya dari lokasi Sumur Berani ini.
“Disini ada sebuah benda berupa tiang
terpancang jauh kedalam bumi, pernah ada
yang mencoba menggali sekitar tiang itu sampai jauh kedalam tetapi tak
putus-2nya sehingga terhenti entah
mengapa. Mereka menganggap tempat ini tak boleh diganggu sampai sekarang ini. “
Kami mengikuti langkah pak Camat kesuatu
tempat yang ada pepohonan yang jarang-2 tumbuhnya.
Dari jauh kulihat sebuah batu hitam
terpendam setelah dekat barulah tampak
wujudnya.
Batu hitam itu mirip seekor kerbau yang sedang
berkubang, hanya kepalanya yang muncul dipermukaan tanah.
“Ini juga sangat misterius Bu, tak ada
yang berani menggalinya ketika belum ada larangan. Tak ada yang bisa dilihat
dan tak ada yang menarik untuk bisa dilihat “, ujar pak Camat sambil mengajak
kami keluar dari lokasi itu.
Ketika kami tegak berdiri dokter Nelly yang
selalu mendampingi aku menepuk seekor nyamuk yang hinggap dilenganku. Nyamuk
itu terjungkal jatuh.
“ Hiiii…nyamuk besar-2 Bu, lihat lengan
ibu dihisapnya.” Ujarnya sambil tersenyum seakan-akan minta maaf karena membuat
aku terkejut. Aku memeluk bahunya dan tertawa.
Memang benar, binatang nyamuk ini
beterbangan dengan ukuran badannya yang lebih besar dari nyamuk biasa. Mungkin
aku sangat tepengaruh oleh oleh alam sekitar dan pikiran melayang kekerajaan
tua ini sehingga tak sadar akan gangguan nyamuk-2 itu. Tapi aku sempat terpikir
mengapa nyamuk banyak benar dan aneh lagi bentuknya. Untunglah kami memakai
pakaian yang agak tertutup (jaket ) yang sangat beruntung lagi untunglah bukan
binatang “Lipan” yang menyerang kami. Allah telah melindungi kami dan tidak
menampakkan binatang melata yang menjijikkan itu.
Sambil menuju pulang saya menatap kearah
bukit yang tampak gersang tanpa pepohonan, hanya semak-2 belaka.
“Maafkan saya pak Camat, saya ingin
bertanya lagi.” Kataku sambil mengawasi wajah pak Camat yang seak tadi dengan
sabar melayani kami.
“Bukit itu Pak, mengapa sepertinya ada
keanehan. Tak ada pohon yang tumbuh pada hal disini jarang ada manusia, koq
terang tak ada pohon-2 yang tumbuh ?Apakah pernah ada yang berkebun disini ?”
“Ohhhhhh……itu,” Pak Camat tertawa.
“Lokasi itu memang agak aneh keganjilan sedikit. Pernah ditanami beberapa pohon
buah-2an oleh penduduk tetapi begitu besar pohonnya tiba-2 saja mati dengan
sendirinya sepertinya tanahnya menolak untuk ditanami.” Aku
mengangguk-anggukkan kepala. “ Aneh juga”, pikirku.
“Ayooohhh Bu, kita kembali nyamuk makin
bertambah.” Ujar dokter-2 muda itu mengajak aku pulang secepatnya. Mungkin
mereka uga merasa ada sesuatu yang aneh.
Kemudian kami beriringan menu kepantai
kekapal masing-2 setelah bersalaman dengan rombongan pak Camat.
Mungkin selain wartawan senior Kaltim
bapak Umar Dahlan sayalah yang paling sering menyinggung nasip searah
Mulawarman ini.
Saya pernah ke Dinas Kebudayaan dan
Sejarah di Jakarta membicarakan hal ini dengan Dirjen yang seorang wanita
ketika itu (saya lupa nama-
nya ) tetapi beliau juga mengatakan
belum ada dana untuk penelitian masalah searah Mulawarman ini. “Kalau Ibu Flora
punya sponsor kita mau kerja sama. Hal ini penting juga.” Katanya ramah.
Ketika ada suara mau mengganti terminal
Sepinggan di Balikpapan dengan nama baru, saya juga pernah menulis dikoran
daerah agar bila disetujui diberi nama terminal Mulawarman. Banyak juga nama
lain yang diusulkan termasuk nama seorang wali kota terkenal di Balikpapan
Tetapi akhirnya tak ada yang muncul dan tetap
saja nama Sepinggan dipergunakan. Apakah nama Sepinggan itu berarti sebuah nama
berarti
Sepiring karena pinggan itu adalah
piring.
Nama Kodam Mulawarman juga hilang
diganti dengan nama lain karena perubahan Kodam, nama yang baru adalah nama
pahlawan di daerah lain.Syukurlah nama Universitas Mulawarman tidak diganti,
nama ini sangat berarti untuk daerah Kaltim khususnya.
Sambil meninggalkan lokasi itu aku
berdoa didalam hatiku semoga entah generasi yang manapun dapat mengungkap
misteri dan sejarah Mulawarman ini yang telah hilang berabad lamanya.
Mulawarman milik masyarakat Kaltim dan
adalah milik seluruh bangsa
Indonesia.
Selamat tinggal BRUBUS, lokasi yang
menyimpan sejarah besar Kerajaan Mulawarman.
Kami beriringan menuju kejembatan
penitian yang menuju ke Kapal motor yang tertambat. Tampak para anak kapal dan
anggota lainnya menatap kami dengan pandangan penuh tanda tanya. Terutama Ibu
Santy pemilik Kapal Motor yang sudah akrab dengan kami.
Tiba-2 saja aku terpekik dan doyong
kedepan, syukurlah ada dokter Herman menangkap lenganku. “Hati-hati Ibu,
lewatlah pelan-pelan.” Katanya lembut.
“Hiiiii coba lihat…cacing-2 pantai itu
sangat menjijikkan, “ kataku gemetar menahan ketakutan. Aku sudah setua ini
masih saja ketakutan melihat cacing-2 apalagi sebanyak ini. Mungkin karena
udara panas kepala cacing-2 itu mendongak keatas saling berebutan. Ribuan
jumlahnya memenuhi sepanjang pantai, sekilas memang tak tampak tetapi bila kita
perhatikan jumlahnya hampir menutupi tanah berlumpur ditepi pantai itu. Merah
pink menjiikkan.
Aku setengah berlari menuju kedalam
kapal dan langsung melompat dengan tenaga yang ada. Dibelakangku terdengar
jerit histeris, mungkin suara salah seorang artis yang mengikuti kami turun
kalau dokter-2 putri tak mungkinlah masa dokter takut dengan cacing ?
Beberapa dokter menarik tanganku kedalam
kapal. “ Tak apa-apa ya Bu ? Tenanglah.” Seorang menyodorkan segelas air putih kepadaku tanpa diminta aku
segera meneguknya, memang aku juga sangat kehausan dan ketakutan.
Aku mencoba menenangkan diri sambil
dikerumuni dokter dan artis, ada yang mencoba mengipas karena memang udara cukup
panas.
Setelah kapal mulai bergerak barulah
terasa ada angin berhembus udara mulai segar dan gemuruh kapal meneruskan
iramanya.
Kapal motor mulai berangkat meninggalkan
tempat bersearah itu, entah kapan aku bisa kembali lagi kemari.
Apakah sejarah tua itu akan lenyap
begitu saja tanpa terungkap sampai akhir zaman ? Entahlah !
Kemudian aku larut bersama keriangan
anak-2 muda yang begitu ceria tampaknya, meskipun para dokter ini sangat letih
namun wajah mereka tetap cerah. Betapa tidak, melayani masyarakat sepanjang
sungai Mahakam dan menghadapi bermacam keluhan yang datang.
Ibu Santy mundar mandir mulai mengatur
meja makan.
Demikianlah apa yang bisa kutulis
tentang apa yang kulihat dan kutemui di bekas kerajaan tertua yang pernah ada
dibumi Nusantara kita.
Jakarta 1986
Oleh : Flora Inglin Moerdani.
Upacara Adat Nemlaai
Mengenal Upacara Adat Nemlaai
dari
Kecamatan Long Pahangai
Kab.Kutai Barat Propinsi Kalimantan Timur.
Aku ini keturunan dari dua darah, darah Banjar Bakumpai dari
ayahku sedangkan darah Dayak suku Bahau dari ibuku. Ibuku adalah putri tertua
dari kakek Adjang Djo Kepala Adat dari Kampung Long Lunuk masuk Kecamatan Long
Pahangai di Hulu Mahakam sana. Dari darah Banjar Bakumpai inilah keluarga Haji
Abdoeraoef beranak pinak di kota Samarinda dan Tenggarong, sehingga familiku
hampir ada disepanjang sungai Mahakam. Hubungan kekeluargaan kami sangat rukun,
dimanapun bertemu mesti baru kenal pasti akan menjadi akrab. Di Samarinda
bahkan ada persatuan Arisan keturunan Haji Abdoeraoef dan setiap bulan ada
pertemuan pria dan wanita, dari yang muda-2 sampai yang tua-2. Kalau kebetulan
aku berkunjung
ke Samarinda pasti aku diundang atau dijemput oleh sanak family,
dan ramai dan riuhlah suara kami. Tentu
saja bahasa yang dipakai bahasa Banjar, termasuk aku tidak semua kami bisa
berbahasa Bakumpai yang berasal dari Kalimantan Selatan itu. Tapi kami yang
blasteran ini pastilah mengerti dan faham serta bisa mengucapkan beberapa kata.
Pada waktu acara makan-2, waahhh….bermacam penganan Banjar dihidangkan,termasuk
juga kue-2nya. Pasti yang tak ketinggalan adalah Soto Banjar yang terkenal itu.
Meskipun aku mempunyai keluarga Banjar yang lumayan besar dan
tingkat ekonominya juga bermacam-macam, aku tak pernah lupa suku Dayak yang
mengalir dalam tubuhku. Di Samarinda juga tak sedikit famili Bahauku menetap,
asal saja bertemu atau mereka tak segan memperkenalkan diri pastilah kami akan
menjadi akrab. Aku ini sudah termasuk golongan tua, jadi tentu saja aku tak
bisa mencari mereka satu persatu. Ternyata tak sedikit juga keluarga Dayak
Bahau yang sudah kukenal, terutama saudara sepupuku B.BLAWING BELAREQ Kepala Adat Besar Kecamatan Long Pahangai. Aku
memang sudah lama kenal dia ketika usianya masih remaja, dia sering bersama
ayahnya BELAREQ menginap di Long Iram rumah kami. Ketika masih muda dia bolak
balik mengarungi sungai Mahakam membawa hasil hutan terutama Rotan, langsung
dijual ke Samarinda. Selain itu aku juga kenal dekat dengan suami istri Om DING
JUAN yang terkenal karena sering menjual obat-2 alami Dayak dan herbal
kepelosok pedalaman. Aku memanggil paman padanya karena dia masih saudara
sepupu ibuku, meskipun usia kami tak jauh berbeda tapi aku selalu
menghargainya.
Maka ketika aku mengadakan kunjungan survey untuk bukuku
DARI LONG IRAM SAMPAI LONG APARI,
berikutnya buku kisah perjalanan mengarungi jeram-2 Mahakam yang ganas yang
berjudul PERJALANAN KE HULU MAHAKAM, aku dan rombongan mengajak Om Ding
sebagai Pemandu kami. Beliau bertubuh tambun dan tinggi, berewokan dengan
bulu-2 yang sudah mulai memutih memenuhi wajahnya. Tak heran kalau adikku
Rusmala memberi gelar kepada beliau KERA
SAKTI, cocok dengan pembawaannya yang kocak dan selalu bercanda. Tambah tua
tetapi beliau tetap gesit dan masih mempergunakan sepeda motor tuanya keliling
menjajakan obatnya disekitar Barong Tongkok dan Melak. Bahkan kekampung-kampung
nama beliau cukup dikenal. Beliaulah yang menjadi penasehat dan pelindung kami
dirimba dan hutan sepanjang memudiki sungai Mahakam. Rombongan kami tidak
banyak, dua suami istri Bhimo dan Jamal peserta dari Balikpapan. Mereka yang
sangat antusias dan bersemangat sekali untuk ikut serta dalam survey ini, Bhimo
pria yang cukup cerdas dan istrinya yang
tabah dan berani yang selalu mendampingi aku sejak dari Jakarta. Jamal adalah
pemuda Balikpapan, teman Bhimo yang dengan ikhlas meninggalkan kesibukannya dan
menyatu dengan kami. Aku sendiri sebagai Ketua dan penyandang dana meskipun
usia sudah diatas 65 tahun tak mau kalah, apalagi panggilan hati nurani sering
mengimpikan perjalanan ini. Syukurlah suamiku Harry Moerdani sangat mendukung,
masalah biaya tak menjadi soal baginya yang penting “mama” bahagia katanya .
Dari Long Iram aku membawa seorang kenalan yaitu Pak Amir yang kuyakin sangat
perlu tenaganya. Dengan orang-2 tenaga dan pengalaman minim inilah, kami dengan
menyewa sebuah Long Boat menuju ke Long Bagun. Aku sudah dua kali mengarungi
sungai Mahakam dan berkenalan dengan jeram-2nya mautnya ini tetapi aku belum jera,
cita-2ku untuk membuat sebuah buku tentang kampung halaman ibuku ini harus
terlaksana. Dan aku percaya kepada Om Ding bahwa ia bisa kuandalkan.
Demikianlah kisah mengapa aku punya keterkaitan dengan suku
Dayak Bahauku ini. Ketika bung Korrie meminta aku membuat sebuah cerpen tentang
adat istiadat suku Bahau aku kebingungan.Aku sering mendengar kisah dari mulut
ibuku tentang adat-2 suku Bahau ini apalagi beliau memang pernah menjadi Tetua
Adat membantu sang Ayah, tetapi tak pernah kucatat begitupun mengenai keakhlian
beliau mengobati orang-2 sakit yang minta pertolongan pada beliau. Para sanak
saudara dan kenalan, sangat menyayangi kelalaianku ini, karena setelah ibu
berpulang pasien-2 beliau masih saja datang mencari beliau.
Aku teringat saudara
sepupuku B.Blawing Belareq aku datang kepadanya, sambil mengunyah sirihnya dia
tersenyum padaku.
“Tolong dong dik, aku
juga ingin agar peninggalan adat ini jangan dilupakan. Anak-2 cucu kita harus
punya pengetahuan tentang adat ini. “Aku terus merayunya, tiba-2 ia berdiri dan masuk kekamarnya membawa seberkas
surat guntingan Koran.
“Ini saja kakak baca dan ambil bahan dari sana,karena kalau aku bercerita
tak cukup waktu. “katanya sambil menyerahkan guntingan Koran padaku. Aku sangat
berterima kasih, bahan ini harus kuselamatkan ujarku dalam hati. Kemudian aku
pamit pada suami istri yang baik itu.
Semoga bahan ini dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua
betapa besarnya nilai adat nenek moyang kita itu,diantara ribuan adat-2 suku lainnya yang ada dibumi
Nusantara kita inilah salah satu diantaranya.
**
---------------------------------------**
PENDAHULUAN.
PENGERTIAN :
Nemlaai adalah ungkapan dari berbagai macam keberhasilan
kemenangan dan kesatriaan. Nemlaai berasal dari bahasa anak suku Dayak Long
Glad, yang artinya menang, adat ini dilaksanakan khusus untuk kaum pria.
Upacaranya harus memakai bahan pokok
khusus yaitu :
a. Kepala manusia yang dipenggal dari
kemenangan dalam pertempuran.
b. Kepala Orang Hutan, karena menurut
kepercayaan suku Dayak Long Glad binatang ini keturunan manusia.
c.
Kepala
Ben’u (Hiko). Bahasa Busang = sejenis kera kecil (Indonesia). Juga binatang ini
jelmaan anak keguguran Dewa dari Kayangan.
LATAR BELAKANG :
Suku Long Glad mempercayai, bahwa ada kekuatan yang sangat
mempengaruhi kehidupan manusia khususnya pria. Bahwa manusia harus mengadakan
hubungan timbal balik dengan kekuatan
tersebut melalui tata cara upacara adat, salah satu diantaranya adalah adat
Nemlaai.
Nemlaai adalah upacara adat menurut
kepercayaan Suku Dayak Long Glad mengandung nilai dan kekuatan yang tinggi yang
berasal dari Tuhan (Tapennyui) maupun dari roh-roh lain, sehingga dengan melaksanakan adat Nemlaai ini mereka
terhindar dari malapetaka dan memperkuat daya tahan tubuh sehingga dapat
mengusai segala tantangan agar menjadi seorang pria perkasa
yang gagah berani dan tidak kenal menyerah dalam segala hal baik dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam menaklukan musuh dalam
kehidupan.
TUJUAN :
Mengesahkan / mengukuhkan.
1. Nemlaai ma’ aaic anak pria :
Untuk pertama kali anak boleh
dipotong rambutnya.
2. Nemlaai penbih :
Untuk anak yang remaja, agar si
remaja sudah didewasakan, melalui upacara ini si remaja boleh melirik si gadis (boleh pacaran dan kawin ).
3. Nemlaai Seksi :
khusus bagi tamu/pendatang yang akan
menetap disuatu desa adalah sah menjadi warga desa tersebut.
4. Nemlaai ne kenainz :
Untuk boleh memakai busana pusaka yang bernilai sakral/tuah dll.
5. Nemlaai lemlai’ penguin :
Untuk orang - orang yang kembali dari
perjalanan jauh selamat dan berhasil
kedesa asalnya.
6. Nemlai empesak eak :
Untuk melepaskan masa berkabung jika
diantara keluarga yang meninggal dunia.
7. Pakaian Nemlaai :
Berbeda-beda jenis topi yang dipakai
sesuai dengan upacara adat Nemlaai yang
diikuti dan jasa orang tersebut,atau semacam pangkat dalam kemilitan.
8. Bunyi-bunyian / music dan
lemaluq ivoi :
a. Memberikan kepada roh leluhur, roh
penolong bahwa kita melaksanakan adat
Nemlaai.
b. Untuk mengelabui hal-hal yang
bersifat tantangan yang dianggap tabu dalam melaksanakan adat Nemlaai.
c.
Untuk
menyemarakkan suasana adat Nemlaai.
d. Untuk mengenal jenis kegiatan / acara
apa yang dibuat dalam adat Nemlaai karena ada beberapa jenis nada bunyi-bunyian.
e. Lemaluq Ivoi : Lagu Kemenangan. Lemaluq
Ivoi ini dilagukan selama adat Nemlaai
berlangsung.
PELAKSANAAN UPACARA ADAT NEMLAAI:
Pelaksanaan sesungguhnya 7 hari,
dengan upacara tertentu dan pada hari tertentu pula.Pada perkembangan terakhir
urutan upacara ini semakin dimodifikasi dengan mempersingkat waktu (hari)
dengan tidak mengurangi urutan dan makna upacara adat Nemlaai itu sendiri. Ini
Urutan pelaksanaan upacara ini adalah sebagai berikut :
Pendahuluan : Neq Pie Nyehuun :
(membuat pondok/kemah pertapaan).
I.
Leq
Nyehuun : upacara berkenaan dengan suara burung saic, (burung Jantung).
Pertanda buruk, baik.
a. Neq posa Nyehuun ;mermbuat kemah / kemah..
b. Nyehui Kehoung : Memanggang kepala.
c.
Engkaainy : pembersihan diri.
d.
Nyekiit : memotong tengkorak ( menyerang musuh secara simbolis).
II.
Enggiin
mainy : singgah didesa (kampung).
a. Ngen’guih kenainz : mengganti
pakaian.
b. Nyekiit : memotong tengkorak
(menyerang musuh secara simbolis ).
c.
Leg
peleq laai : mengambil oleh-oleh.
d. Ngenha : melepaskan pantangan agar
boleh istirahat, merokok,menyirih dll.
III.
Nyengngiin
: Berdoa.
a. Nyekiieng : mendoakan tiap-tiap
peserta menurut tingkat adat Nemlaai.
b. Ngejuinz / Kuai hainz : menari
bersuka ria.
c.
Petjaap
: Latihan perang.
d. Muinz :Makan siang peserta Nemlaai.
e. Neq doung : Menyanyikan lagu
kemenangan dan mohon kesejahteraan umat manusia.
IV.
Neq
Saaok : Kayu pertanda pengesahan upacara adat Nemlaai.
a. Enjaap saaok : menimpas kayu pertanda
pengesahan.
b. Ngejuiny : menari bersuka ria.
c.
Leq
leguiny : piknik ke karangan.
d. Enjuek : Lagu syukuran sebagai tanda
sudaah dapat berkumpul dengan keluarga.
JENIS KEGIATAN
Peserta adat nemlaai berangkat kepondok
pertapaan. Ibu-ibu dikampung dengan kaki diluruskan kedepan dan tangan diantara kedua paha sambil berdoa
mohon keselamatan untuk peserta adat Nemlaai.
I.
Leq
Nyehuun : mendengar suara burung.
a. Neq pooa nyehuun :
menyalakan api dipondok pertapaan , seorang
tokoh menyalakan api dengan memakai macis dari batu (macis zaman dulu ).
Setelah itu mendengar suara burung
hisit agar supaya dapat mengetahui baik atau buruk dalam melaksanakan adat
Nemlaai.
b. Nyehui kehoung :
beberapa orang tokoh memanggang
tengkorak agar supaya tengkorak itu menjadi kering.
c. Engkaainy : pembersihan diri (bagi
peserta pemula).
Didalam upacara engkaainy ini diadakan
pembersihan diri dari segala mala petaka, kesialan, kegagalan,pokoknya segala
sesuatu yang menghambat keberhasilan dalam kehidupan.
Seorang tokoh memimpin seluruh
peserta membaca mantra (berdoa) pembersihan diri, dan semua peserta memegang
daun afung lai ( daun kayu meritam ) dan dicelupkan kedalam telur ayam dan
dioleskan pada badan masing-masing.
d. Nyekiit : menyerang musuh secara
simbolis.
Didalam upacara ini seorang tokoh
memimpin semua peserta untuk memotong,menombak,menyumpit tengkorak adat Nemlaai.
II.
Engiin
mainz.
Semua peserta Nemlaai pulang
kekampung menuju dermaga rumah adat.
a. Ngenguih kenainz (ganti pakaian ).
Ibu-ibu keluarga adat Nemlaai yang
ada dikampung membawa pakaian peserta adat Nemlaai untuk dibawakan di dermaga
rumah adat. Di dermaga rumah adat ini juga diadakan:
-
acara
pembersihan diri (peserta pemula).
-
acara
pengguntingan rambut anak laki-laki.
-
acara
anak remaja yang baru ikut adat Nemlaai.
-
acara
tamu yang menjadi warga tetap desa.
b. Nyekiit : menyerang musuh secara adat
simbolis.
Seorang tokoh memimpin peserta adat
Nemlaai yang baru masuk adat Nemlaai, dan tamu yang akan menjadi warga desa
untuk memotong, menombak, menyumpit tengkorak adat Nemlaai. Setelah itu seluruh
peserta adat Nemlaai menuju serambi besar rumah adat , dan warga desa tidak
boleh melintas didepan atau memotong barisan peserta adat Nemlaai.
c. Leq peleq laai.
Setelah sampai diserambi besar rumah
adat ibu-ibu dan gadis remaja telah menunggu peserta adat Nemlaai untuk
mengambil oleh-oleh. Ibu-ibu dan gadis remaja mengambil salah satu alat perta
adat Nemlaai seperti parang,tombak,sumpit, perisai untuk dibawa pulang
kerumahnya. Setelah itu keluarga adat Nemlaai pergi mengambil alat-alat peserta
adat Nemlaai dirumah-rumah ibu-ibu/gadis remaja yang mengambil alat peserta adat
Nemlaai.
Oleh-oleh yang dibawa adalah berupa
salah satu keperluan pakaian wanita seperti baju wanita, kain, taah dll. Karena
sebelum alat-alat ini diambil kembali pelaksanaan acara adat Nemlaai belum
dapat dilaksanakan.
d. Ngenha.
Didalam acara ngenha ini seorang
tokoh mendoakan bahan yang akan dimasak,seperti beras,telur,dimasak didalam
satu ruas bambu ,dan bahan tersebut tidak ditunggu sampai masak betul karena
makanan ini adalah makanan santapan.
Santapan ini diberikan kepada semua
peserta, setelah itu disantapkan kepada tengkorak adat Nemlaai, tambur, tiang besar,
dermaga rumah adat dan lain-lain.
Setelah acara santapan ini selesai
maka peserta adat NemLaai dapat istirahat menyirih, merokok dll.
III.
Nyengnglin
: Berdoa.
a. Nyekieng ; Berdoa menurut tingkat
adat Nemlaai.
Didalam upacara nyekieng ini
masing-masing mendoakan menurut tingkat keturunan dan tingkat didalam upacara
adat Nemlaai dan didepan sudah tersedia lagaa’ (keranjang bamboo), dibawahnya
tergantung rahang babi.
1. Tingkat keturunan.
Bangsawan, tokoh masyarakat dan
rakyat biasa
2. Tingkat dalam acara adat Nemlaai.
-
Tingkat
anak remaja yang baru masuk adat Nemlaai.
-
Tamu
yang baru menjadi warga desa.
-
Tingkat
remaja yang baru memasang busana pusaka.
-
Tingkat
yang baru pulang dari perjalanan jauh.
-
Tingkat
yang melepaskan pakaian berkabung.
b. Ngejuinz : Menari
Semua peserta menari dengan bersuka
ria dengan tarian kuai hainz. Setelah menari semua peserta mengadakan latihan
perang secara bergantian. Sementara ini beberapa orang pergi memasak nasi dalam
bamboo.
c. Muinz : makan.
Semua peserta adai Nemlaai makan nasi
(makanan) yang dimasak dalam bamboo tanpa bumbu, garam dll.
Didalam acara makan ini, semua
peserta duduk berjongkok, maksudnya tetap berjaga, dan nasi terletak disamping
kanan, segala peralatan makan, seperti sendok nasi, daun bungkus nasi, ujungnya
tidak boleh diarahkan kedepan peserta yang makan. Ini maksudnya untuk
menghindari diri dari ujung tombak, panah, duri dsbnya.
d. Neq doung : Lagu pahlawan.
Semua peserta duduk terpisah
laki-laki peserta adat Nemlaai dengan ibu-ibu/gadis remaja menyanyikan lagu
doung yaitu lagu kemenangan, mohon kesejahteraan dalam acara adat Nemlaai dan
peserta adat Nemlaai yang lain bersama ibu-ibu dan gadis remaja menari tarian
doung.
V.
Neq
Saok : tonggak pengesahan
a. Enjaap saaok : timpas tonggak
Semua peserta adat nemlaai menuju
kayu (saaok) yang sudah didirikan dan masing2 peserta adat nemlaai memegang
kayu sasok sambil berdoa syukur karena upacara nemlaai sudah selesai. Setelah
selesai berdoa kayu sasok ditimpas dan bekas timpasan yang jatuh ditanah harus
berlawanan, telungkup dan telentang. Maksud bekas timpasan ini ada yang
telungkup dan ada yang telentang ini adalah pertanda bahwa acara adat nemlaai
sudah diakui syah oleh Yang Maha Kuasa.
b. Ngejuiz : menari
Semua peserta adat nemlaai, para
perempuan dan warga desa menari bersuka ria bersyukur karena adat nemlaai sudah
berhasil dengan baik.
c. Leq lejuinz : piknik
Semua peserta adat nemlaai dan warga
desa pergi piknik di karangan (pulau kecil ditengah sungai yang terbentuk dari
kumpulan kerikil dan batuan sungai lainnya) dengan bersuka ria dan acara ini
diadakan sebagai tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena adat nemlaai
sudah berhasil dengan baik.
d. Enjuek : Lagu dan tari.
Semua peserta adat nemlaai menyanyi
sambil menari, tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah boleh
berkumpul dengan keluarga kembali.
-- S E L E S A I --
Sarua Indah Ciputat, tengah
Februari 2012
Flora Inglin
H.Moerdani.
Langganan:
Postingan (Atom)