Kamis, 13 Desember 2012


Kerusuhan Lagi, Warga Kutai Barat Bertikai Berebut Minyak


13538162202069276144


Berita selengkapnya.....



Flashback: Foto sepasang naga Kutai yang menggemparkan warga


Lebih dari satu tahun yang lalu, kompas.com memuat sebuah berita (yang diambil dari tribun kaltim) mengenai penampakan sepasang naga/ular raksasa di wilayah Kutai Barat. Berita ini disertai sebuah foto.



Baca seelengkapnya.............

Senin, 14 Mei 2012

Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat

(baca selanjutnya di........ Kamoenyo , Sarana Tukar Menukar Informasi)

Hak Ulayat

Kedudukan Hak Ulayat

Bagaimana kedudukan Hak Ulayat masyarakat adat dalam kaitannya pada sumber-sumber hukum UUPA, hukum adat dan....... (baca selanjutnya)
Perayaan HBD Mama dan Papa
Sarua Indah, Ciputat.

13 Mei 2012

Ayah Ibu Tercinta

ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
:
“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”




Raut wajah mempesona
Ringankan beban di pundaku
Menyambut dengan senyum terindah
Kaulah Malaikat Sukmaku

Tubuh mu mulai berubah
Semakian renta dan rapuh
Terlihat garis perjuangan yang teguh
Memberi cinta yang tak pernah berubah
Ayah ibu tercinta
Telah kau korbankan semua
Mendidik dan membina
Hingga ku kini dewasa
Kan kubaktikan diriku

Jumat, 11 Mei 2012

Mulawarman tinggal.kenangan

MULAWARMAN TINGGAL KENANGAN

MUARA KAMAN sebuah kota kecamatan yang terletak ditepi sungai Mahakam, disebut-sebut sebagai bekas Kerajaan Tertua Hindu di Indonesia.
Letak kecamatan Muara Kaman ini tidak terlalu jauh dari Kecamatan Sebulu yang juga terletak ditepi sungai Mahakam.Kecamatan Sebulu sudah mulai ramai dengan perkebunan masyarakat dan pengusaha terutama kelapa sawit.
Danau Lipan yang terkenal dengan kisah-2 legendanya juga terletak tak jauh dari kawasan bekas kerajaan Mulawarman ini. Lipan di Kalimantan dikenal sebagai binatang lata berbisa mempunyai kaki-2 yang banyak sebagai binatang lata lainnya yang disebut “Kaki Seribu”.Binatang Lipan ini dizaman bahari menempati lokasi daerah ini beribu-ribu, menurut dongeng dikuasai oleh seorang  peri yang sangat sakti.

Bekas kerajaan Mulawarman terletak didaerah ini dikenal  dengan nama Brubus. Konon disekitar lokasi inilah terdapat bekas-2 peninggalan Kerajaan Mulawarman, yang hampir tak bisa dilacak lagi.
Tempat inilah yang dipastikan oleh masyarakat setempat sebagai bekas kerajaan tertua Mulawarman putera Raja Kudungga yang pernah mendirikan kerajaan Hindu pertama kali dibumi Nusantara kita.
Kerajaan Hindu pertama dan tertua serta paling lama masa pemerintaahannya sepanang sejarah. Bayangkan Kerajaan Mulawarman ini telah berdiri sebelum berakhirnya abad ke IV Masehi.
Bukti ini terungkap dari prasasi ( batu bersurat ) yang pada zaman Pemerintahan Belanda dulu diketemukan beberapa buah didaerah Muara Kaman ( Brubus ).
Prasasti-2 yang diketemukan itu sebagai mana ditulis dalam buku Searah Nasional Indonesia jilid I, yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui PN Balai Pustaka ( cetakan ke II nya terbit tahun l979 ), dibangun pada masa Pemerintahan Raja Mulawarman.
Menurut yang tertulis pada salah satu prasasti tersebut,Mulawarman adalah putra Raja Kudungga  yang putra dari Aswawarman raja pertama yang mendirikan kerajaan Hindu di Kaltim itu. Mulawarman adalah raja yang ke III, yang kerajaannya sangat tekenal dimasa itu. ( Buku Maalah Bulanan Warnasari _ Jakarta April l923, tulisan bapak Umar Dahlan seorang wartawan senior Kaltim yang telah meninggal dunia ).
Hanya saja sampai sekarang ini sejarah Mulawarman masih simpang siur belum ada yang khusus mengungkapnya secara transparan.
Pihak Pemerintah Pusat maupun pihak Pemerintah Daerah sampai sekarang belum tampak usaha kearah itu, sehingga kisah Kerajaan Tertua itu tambah terlupakan.
Ketika penulis masih dibangku Sekolah Rakyat ( l952 ) pelajaran Sejarah
Indonesia  pertama kali mengemukakan terdapat sebuah Kerajaan Hindu tertua di Indonesia yaitu kerajaan Mulawarman terdapat di Kalimantan Timur, tetapi selanjutnya tak ada keterangan lagi.
Kerajaan mulai terungkap ketika diketemukannya prasasti atau Batu Yupa dan beberapa barang antiq hasil galian penduduk setempat, baik sengaa maupun tak sengaja. Banyak pemburu barang antiqmengunungi daerah itu dan secara sembunyi mengadakan penggalian, ketika mengetahui hal ini Pemerintah segera mengadakan  larangan merusak kawasan tersebut.
Sering terdengar berita adanya  penemuan patung-2 emas skala kecil, perhiasan tua dengan batu-2 permata bermutu, ada juga yang disita Pemerintah kemudian beritanya tenggelam begitu saja.
Kerajaan Kutai Kartanegara apalagi setelah munculnya daerah Otonomi Daerah, mengklaim bahwa Kerajaan Mulawarman adalah nenek moyang Kerajaan Kutai. Orang yang tak tahu membaca sejarah tentu saja cepat percaya, tetapi bagi yang mengerti tentu saja merasa tak puas tetapi begitulah keadaannya. Bayangkan kerajaan Mulawarman sudah berdiri sejak abad ke IV sebelum Masehi. Sedangkan kerajaan Kutai baru muncul diabad ke XIV. Diceritakan bahwa Kerajaan Mulawarman adalah kerajaan terpanjang masa pemerintahannya bahkan sampai berdirinya Kerajaan Kutai masih ada tersisa anak keturunannya yang kemudian habis musnah diserang Kerajaan Kutai Kartanegara yang baru muncul.Sayang sekali tak ada catatan tentang hal itu sehingga semuanya hilang begitu saja.

Pada tahun l997, penulis dengan serombongan dokter-2 muda pria dan wanita yang terikat dalam IDI atas prakarsa Golkar dan beberapa wartawan serta artis mengadakan “pengobatan cuma-2” kedaerah pedalaman sungai Mahakam.Beberapa kota kecamatan kita mampir dan mengadakan pengobatan dan hiburan tentu saja dalam promosi Golkar,
saya diikut sertakan dan dijadikan salah seorang pemimpin karena pengaruh dan ketokohan saya sebagai putera daerah. Saya ikut saja bukan sebagai orang partai karena saya tak senang menjadi orang partai, karena akan kedaerah sendiri lagi pula mengadakan pengobatan cuma-2 dan membawa artis dan pelawak untuk masyarakat ya saya ikut saja.
Yang jelas rombongan ini membawa nama “Yayasan Karya Bhakti”
terdiri dari dokter-2 muda yang ingin mencarai pengalaman.
Karena ada pengaruh sedikit saya bisa mengajak rombongan untuk mengunjungi lokasi bekas kerajaan Mulawarman di desa Brubus Kecamatan Muara Kaman. Mereka yang belum tahu sejarah terkejut ketika saya menceritakan tentang sejarah yang hilang itu. Suatu Kerajaan tertua yang pernah ada dibumi Nusantara, mengapa tidak teriak mereka tanda setuju.
Entah mengapa….pada kesempatan ini hatiku demikian kuat ingin melihat dan mengunjungi daerah yang bersejarah masa lalu itu, kesempatan ini tak akan kusia-siakan. Bertahun-tahun saya memikirkan teka teki sejarah Mulawarman ini, untuk kesini juga tak semudah itu nah…inilah kesempatan yang tak boleh kusia-siakan. Lagi pula dari anak kapal dan seluruh rombongan mendukung rencanaku ini mungkin ada yang tak mengerti tetapi karena takut ya ikut saja. Mereka juga tak mengerti kalau daerah yang mau dikunjungi ini adalah daerah yang penuh misterius dan penuh dengan dongeng-2 masa lalu.
Kapal motor yang kami sewa menurunkan kami pada sebuah tempat merupakan pantai berhutan jadi bukan tempat pemukiman.Aku sudah lupa daerah itu, tetapi bukan kota Muara Kaman pawing alan kami membawa kami kesana. Beberapa dokter pria dan wanita serta wartawan mengikuti langkah kami, artis sama sekali tak ada yang tertarik mereka mau istirahat dikapal saja.
Wahh…benar-2 merupakan sebuah petualangan yang menarik, bayangkan kami akan memasuki sebuah daerah misterius sebuah Kerajaan Hindu pertama yang telah lenyap ditelan masa.
Kami telah menghubungi Camat Muara Kaman dia dan beberapa orang dari Dinas Pendidikan dan Budaya telah datang dengan speed boat dinas pak Camat. Kami menyusuri jalan setapak melalui sebuah bukit belukar
berjalan kaki mungkin sekitar 200 meter sampai ketempat. Dokter-2 muda itu sangat memperhatikan aku tak ubah sebagai ibu mereka sehingga aku merasa bagai ditengah keluarga dan anak-2ku. Perjalanan dan bhakti social ini membuat kami merasa dekat satu dan lainnya.
Pak Camat didepan memberi tanda kalau kami sudah tiba ditempat.
Tak ada pohon-2 besar hanya semak-2 dan bebatuan  dengan dasar pasir
serta rerumputan menjalar disana-sini. Tak ada binatang misalnya kera, hanya kupu-2 tampak beterbangan seakan-akan menerima kedatangan kami.
Hatiku berdebar-debar ingin sekali melihat dan merekam tempat yang sangat kudambakan selama ini.Bekas Kerajaan Hindu tertua dibumi Indonesia yang masih misterius dan belum terungkap.Ada rasa kecewa dihatiku ketika melihat kenyataan, tak ada sesuatu yang bisa membuktikan bahwa disini dulu ada sebuah tempat masa lalu yang sangat bersejarah. Semua membisu entah apa yang sedang dipikirkan. Mungkin pikir mereka akan menemui sebuah lokasi yang penuh dengan bekas-2 bangunan masa lalu seperti yang diketemukan ditanah Jawa, ternyata tak ada apa-2 yang bisa membuka tabir.
Tiba-2 pak Camat memanggil  aku, meskipun bibirku masih komat kamit mengucap kata salam dan minta izin para penghuni gaib ditempat itu. Ibuku mengajarkan hal itu bila memasukki sebuah daerah yang masih asing dan penuh misteri.
“ Terimalah salam kami, kami datang dengan niat baik. Jangan diganggu anak buah kami. Wassalam alaikum.” Bisikku perlahan.
Aku adalah Kepala Rombongan, paling tua dan aku pula yang minta berkunjung kemari jadi adalah semua tanggung jawabku. Bayangkan bagaimana kalau ada yang tiba-2 saja kesurupan seperti sering terjadi.
Aku telah meminta semua anggota rombongan agar berhati-hati dan jangan ceroboh hormatilah daerah yang bersejarah ini, pesanku. Dan mereka semua mengerti.
“Kami berlindung kepadaMu Ya Allah,” aku menutup doaku.
Suasana alam tampak cerah dan damai, ketika kami berkumpul disekeliling pak Camat aku berkata. “ Sadarkah pak Camat bahwa tempat ini sangat besar maknanya, disini tersimpan sejarah tertua sebuah kerajaan masa lalu yang sampai sekarang masih misterius. Nama sangat besar tetapi tak ada yang bisa mengungkapnya,meskipun ada bukti-2 yang tertinggal.”
 Pak Camat menganggu-anggukan kepalanya. “ Betul bu Flora, kami sudah mendapat pesan dan petunjuk dari Pemda Kaltim  untuk melindungi tempat bersejarah ini, pihak Debdikbud juga telah memeriksa kawasan ini dan memasang beberapa pengumuman disekitar sini. Karena dulu sering ada orang atau rombongan yang datang dan mengadakan penggalian untuk mencari benda antiq. Tetapi Pemda belum memberikan biaya untuk perawatan dsbnya.” Beberapa wartawan mula memotret tetapi tak ada sasaran yang berarti selain semak belukar dan pepohonan menjalar yang tumbuh disekitar lokasi.
Kemudian pak Camat mengajak kami kesebuah tempat dimana tampak sebuah batu hitam sebesar derum minyak tanah tergeletak ditanah. Disekelilingnya ada pagar terbuat dari kayu ulin tetapi sudah tak terawat. “Batu ini dinamakan masyarakat disini “ Batu Lesung “, melihat berat dan besarnya tak mungkin terangkat oleh 6 atau 7 orang tenaga manusia, tetapi menurut kisah beberapa orang yang sering berkunjung kesini “ Batu Lesung “ ini sering berubah tempat dan berputar sendiri. Apakah berubah sendiri atau diputar oleh tangan-2 jahil sulit kita menebaknya.” Wartawan ibu kota yang mengikuti kami berlarian berlomba memotret “Batu Lesung “ ini. Sayang sekali tak terpikir olehku untuk menyimpan koleksi foto Batu Lesung dllnya ketika itu.Memang setelah itu muncul tulisan diharian ibu kota kisah perjalanan dan kunjungan ketempat bersejarah itu.
Pikiranku yang sedang melayang terkejut mendengar suara pak Camat. “ Bu, disini ada sebuah bekas sumur ini dinamakan “ Sumur Berani “, karena ada magnitnya. Seakan-akan ada sesuatu daya tarik yang cukup kuat dari dalam sumur ini, sehingga  akhirnya lokasi ini ditutup dan dilarang untuk menggalinya.” Kemudian kami  dibawa  pak Camat pada sebuah tempat yang tidak jauh letaknya dari lokasi Sumur Berani ini.
“Disini ada sebuah benda berupa tiang terpancang jauh kedalam  bumi, pernah ada yang mencoba menggali sekitar tiang itu sampai jauh kedalam tetapi tak putus-2nya  sehingga terhenti entah mengapa. Mereka menganggap tempat ini tak boleh diganggu sampai sekarang  ini. “
Kami mengikuti langkah pak Camat kesuatu tempat yang ada pepohonan yang jarang-2 tumbuhnya.
Dari jauh kulihat sebuah batu hitam terpendam setelah  dekat barulah tampak wujudnya.
 Batu hitam itu mirip seekor kerbau yang sedang berkubang, hanya kepalanya yang muncul dipermukaan tanah.
“Ini juga sangat misterius Bu, tak ada yang berani menggalinya ketika belum ada larangan. Tak ada yang bisa dilihat dan tak ada yang menarik untuk bisa dilihat “, ujar pak Camat sambil mengajak kami keluar dari lokasi itu.
Ketika kami tegak berdiri dokter Nelly yang selalu mendampingi aku menepuk seekor nyamuk yang hinggap dilenganku. Nyamuk itu terjungkal jatuh.
“ Hiiii…nyamuk besar-2 Bu, lihat lengan ibu dihisapnya.” Ujarnya sambil tersenyum seakan-akan minta maaf karena membuat aku terkejut. Aku memeluk bahunya dan tertawa.
Memang benar, binatang nyamuk ini beterbangan dengan ukuran badannya yang lebih besar dari nyamuk biasa. Mungkin aku sangat tepengaruh oleh oleh alam sekitar dan pikiran melayang kekerajaan tua ini sehingga tak sadar akan gangguan nyamuk-2 itu. Tapi aku sempat terpikir mengapa nyamuk banyak benar dan aneh lagi bentuknya. Untunglah kami memakai pakaian yang agak tertutup (jaket ) yang sangat beruntung lagi untunglah bukan binatang “Lipan” yang menyerang kami. Allah telah melindungi kami dan tidak menampakkan binatang melata yang menjijikkan itu.
Sambil menuju pulang saya menatap kearah bukit yang tampak gersang tanpa pepohonan, hanya semak-2 belaka.
“Maafkan saya pak Camat, saya ingin bertanya lagi.” Kataku sambil mengawasi wajah pak Camat yang seak tadi dengan sabar melayani kami.
“Bukit itu Pak, mengapa sepertinya ada keanehan. Tak ada pohon yang tumbuh pada hal disini jarang ada manusia, koq terang tak ada pohon-2 yang tumbuh ?Apakah pernah ada yang berkebun disini ?”
“Ohhhhhh……itu,” Pak Camat tertawa. “Lokasi itu memang agak aneh keganjilan sedikit. Pernah ditanami beberapa pohon buah-2an oleh penduduk tetapi begitu besar pohonnya tiba-2 saja mati dengan sendirinya sepertinya tanahnya menolak untuk ditanami.” Aku mengangguk-anggukkan kepala. “ Aneh juga”, pikirku.
“Ayooohhh Bu, kita kembali nyamuk makin bertambah.” Ujar dokter-2 muda itu mengajak aku pulang secepatnya. Mungkin mereka uga merasa ada sesuatu yang aneh.
Kemudian kami beriringan menu kepantai kekapal masing-2 setelah bersalaman dengan rombongan pak Camat.
Mungkin selain wartawan senior Kaltim bapak Umar Dahlan sayalah yang paling sering menyinggung nasip searah Mulawarman ini.
Saya pernah ke Dinas Kebudayaan dan Sejarah di Jakarta membicarakan hal ini dengan Dirjen yang seorang wanita ketika itu (saya lupa nama-
nya ) tetapi beliau juga mengatakan belum ada dana untuk penelitian masalah searah Mulawarman ini. “Kalau Ibu Flora punya sponsor kita mau kerja sama. Hal ini penting juga.” Katanya ramah.
Ketika ada suara mau mengganti terminal Sepinggan di Balikpapan dengan nama baru, saya juga pernah menulis dikoran daerah agar bila disetujui diberi nama terminal Mulawarman. Banyak juga nama lain yang diusulkan termasuk nama seorang wali kota terkenal di Balikpapan
 Tetapi akhirnya tak ada yang muncul dan tetap saja nama Sepinggan dipergunakan. Apakah nama Sepinggan itu berarti sebuah nama berarti
Sepiring karena pinggan itu adalah piring.
Nama Kodam Mulawarman juga hilang diganti dengan nama lain karena perubahan Kodam, nama yang baru adalah nama pahlawan di daerah lain.Syukurlah nama Universitas Mulawarman tidak diganti, nama ini sangat berarti untuk daerah Kaltim khususnya.
Sambil meninggalkan lokasi itu aku berdoa didalam hatiku semoga entah generasi yang manapun dapat mengungkap misteri dan sejarah Mulawarman ini yang telah hilang berabad lamanya.
Mulawarman milik masyarakat Kaltim dan adalah milik seluruh  bangsa
Indonesia.
Selamat tinggal BRUBUS, lokasi yang menyimpan sejarah besar Kerajaan Mulawarman.
Kami beriringan menuju kejembatan penitian yang menuju ke Kapal motor yang tertambat. Tampak para anak kapal dan anggota lainnya menatap kami dengan pandangan penuh tanda tanya. Terutama Ibu Santy pemilik Kapal Motor yang sudah akrab dengan kami.
Tiba-2 saja aku terpekik dan doyong kedepan, syukurlah ada dokter Herman menangkap lenganku. “Hati-hati Ibu, lewatlah pelan-pelan.” Katanya lembut.
“Hiiiii coba lihat…cacing-2 pantai itu sangat menjijikkan, “ kataku gemetar menahan ketakutan. Aku sudah setua ini masih saja ketakutan melihat cacing-2 apalagi sebanyak ini. Mungkin karena udara panas kepala cacing-2 itu mendongak keatas saling berebutan. Ribuan jumlahnya memenuhi sepanjang pantai, sekilas memang tak tampak tetapi bila kita perhatikan jumlahnya hampir menutupi tanah berlumpur ditepi pantai itu. Merah pink menjiikkan.
Aku setengah berlari menuju kedalam kapal dan langsung melompat dengan tenaga yang ada. Dibelakangku terdengar jerit histeris, mungkin suara salah seorang artis yang mengikuti kami turun kalau dokter-2 putri tak mungkinlah masa dokter takut dengan cacing ?
Beberapa dokter menarik tanganku kedalam kapal. “ Tak apa-apa ya Bu ? Tenanglah.” Seorang menyodorkan  segelas air putih kepadaku tanpa diminta aku segera meneguknya, memang aku juga sangat kehausan dan ketakutan.
Aku mencoba menenangkan diri sambil dikerumuni dokter dan artis, ada yang mencoba mengipas karena memang udara  cukup  panas.
Setelah kapal mulai bergerak barulah terasa ada angin berhembus udara mulai segar dan gemuruh kapal meneruskan iramanya.
Kapal motor mulai berangkat meninggalkan tempat bersearah itu, entah kapan aku bisa kembali lagi kemari.
Apakah sejarah tua itu akan lenyap begitu saja tanpa terungkap sampai akhir zaman ? Entahlah !
Kemudian aku larut bersama keriangan anak-2 muda yang begitu ceria tampaknya, meskipun para dokter ini sangat letih namun wajah mereka tetap cerah. Betapa tidak, melayani masyarakat sepanjang sungai Mahakam dan menghadapi bermacam keluhan yang datang.
Ibu Santy mundar mandir mulai mengatur meja makan.
Demikianlah apa yang bisa kutulis tentang apa yang kulihat dan kutemui di bekas kerajaan tertua yang pernah ada dibumi Nusantara kita.


Jakarta 1986
Oleh : Flora Inglin Moerdani.

Upacara Adat Nemlaai

Mengenal Upacara Adat Nemlaai
dari
Kecamatan Long Pahangai
Kab.Kutai Barat  Propinsi Kalimantan Timur.

Aku ini keturunan dari dua darah, darah Banjar Bakumpai dari ayahku sedangkan darah Dayak suku Bahau dari ibuku. Ibuku adalah putri tertua dari kakek Adjang Djo Kepala Adat dari Kampung Long Lunuk masuk Kecamatan Long Pahangai di Hulu Mahakam sana. Dari darah Banjar Bakumpai inilah keluarga Haji Abdoeraoef beranak pinak di kota Samarinda dan Tenggarong, sehingga familiku hampir ada disepanjang sungai Mahakam. Hubungan kekeluargaan kami sangat rukun, dimanapun bertemu mesti baru kenal pasti akan menjadi akrab. Di Samarinda bahkan ada persatuan Arisan keturunan Haji Abdoeraoef dan setiap bulan ada pertemuan pria dan wanita, dari yang muda-2 sampai yang tua-2. Kalau kebetulan aku berkunjung
ke Samarinda pasti aku diundang atau dijemput oleh sanak family, dan ramai dan riuhlah  suara kami. Tentu saja bahasa yang dipakai bahasa Banjar, termasuk aku tidak semua kami bisa berbahasa Bakumpai yang berasal dari Kalimantan Selatan itu. Tapi kami yang blasteran ini pastilah mengerti dan faham serta bisa mengucapkan beberapa kata. Pada waktu acara makan-2, waahhh….bermacam penganan Banjar dihidangkan,termasuk juga kue-2nya. Pasti yang tak ketinggalan adalah Soto Banjar yang terkenal itu.
Meskipun aku mempunyai keluarga Banjar yang lumayan besar dan tingkat ekonominya juga bermacam-macam, aku tak pernah lupa suku Dayak yang mengalir dalam tubuhku. Di Samarinda juga tak sedikit famili Bahauku menetap, asal saja bertemu atau mereka tak segan memperkenalkan diri pastilah kami akan menjadi akrab. Aku ini sudah termasuk golongan tua, jadi tentu saja aku tak bisa mencari mereka satu persatu. Ternyata tak sedikit juga keluarga Dayak Bahau yang sudah kukenal, terutama saudara sepupuku B.BLAWING BELAREQ  Kepala Adat Besar Kecamatan Long Pahangai. Aku memang sudah lama kenal dia ketika usianya masih remaja, dia sering bersama ayahnya BELAREQ menginap di Long Iram rumah kami. Ketika masih muda dia bolak balik mengarungi sungai Mahakam membawa hasil hutan terutama Rotan, langsung dijual ke Samarinda. Selain itu aku juga kenal dekat dengan suami istri Om DING JUAN yang terkenal karena sering menjual obat-2 alami Dayak dan herbal kepelosok pedalaman. Aku memanggil paman padanya karena dia masih saudara sepupu ibuku, meskipun usia kami tak jauh berbeda tapi aku selalu menghargainya.
Maka ketika aku mengadakan kunjungan survey untuk bukuku DARI  LONG IRAM SAMPAI LONG APARI, berikutnya buku kisah perjalanan mengarungi jeram-2 Mahakam yang ganas yang berjudul PERJALANAN  KE HULU  MAHAKAM, aku dan rombongan mengajak Om Ding sebagai Pemandu kami. Beliau bertubuh tambun dan tinggi, berewokan dengan bulu-2 yang sudah mulai memutih memenuhi wajahnya. Tak heran kalau adikku Rusmala memberi  gelar kepada beliau KERA SAKTI, cocok dengan pembawaannya yang kocak dan selalu bercanda. Tambah tua tetapi beliau tetap gesit dan masih mempergunakan sepeda motor tuanya keliling menjajakan obatnya disekitar Barong Tongkok dan Melak. Bahkan kekampung-kampung nama beliau cukup dikenal. Beliaulah yang menjadi penasehat dan pelindung kami dirimba dan hutan sepanjang memudiki sungai Mahakam. Rombongan kami tidak banyak, dua suami istri Bhimo dan Jamal peserta dari Balikpapan. Mereka yang sangat antusias dan bersemangat sekali untuk ikut serta dalam survey ini, Bhimo pria yang cukup cerdas dan  istrinya yang tabah dan berani yang selalu mendampingi aku sejak dari Jakarta. Jamal adalah pemuda Balikpapan, teman Bhimo yang dengan ikhlas meninggalkan kesibukannya dan menyatu dengan kami. Aku sendiri sebagai Ketua dan penyandang dana meskipun usia sudah diatas 65 tahun tak mau kalah, apalagi panggilan hati nurani sering mengimpikan perjalanan ini. Syukurlah suamiku Harry Moerdani sangat mendukung, masalah biaya tak menjadi soal baginya yang penting “mama” bahagia katanya . Dari Long Iram aku membawa seorang kenalan yaitu Pak Amir yang kuyakin sangat perlu tenaganya. Dengan orang-2 tenaga dan pengalaman minim inilah, kami dengan menyewa sebuah Long Boat menuju ke Long Bagun. Aku sudah dua kali mengarungi sungai Mahakam dan berkenalan dengan  jeram-2nya mautnya ini tetapi aku belum jera, cita-2ku untuk membuat sebuah buku tentang kampung halaman ibuku ini harus terlaksana. Dan aku percaya kepada Om Ding bahwa ia bisa kuandalkan.
Demikianlah kisah mengapa aku punya keterkaitan dengan suku Dayak Bahauku ini. Ketika bung Korrie meminta aku membuat sebuah cerpen tentang adat istiadat suku Bahau aku kebingungan.Aku sering mendengar kisah dari mulut ibuku tentang adat-2 suku Bahau ini apalagi beliau memang pernah menjadi Tetua Adat membantu sang Ayah, tetapi tak pernah kucatat begitupun mengenai keakhlian beliau mengobati orang-2 sakit yang minta pertolongan pada beliau. Para sanak saudara dan kenalan, sangat menyayangi kelalaianku ini, karena setelah ibu berpulang pasien-2 beliau masih saja datang mencari beliau.
Aku teringat saudara sepupuku B.Blawing Belareq aku datang kepadanya, sambil mengunyah sirihnya dia tersenyum padaku.
“Tolong dong dik, aku juga ingin agar peninggalan adat ini jangan dilupakan. Anak-2 cucu kita harus punya pengetahuan tentang adat ini. “Aku terus merayunya, tiba-2 ia  berdiri dan masuk kekamarnya membawa seberkas surat guntingan Koran.
“Ini saja kakak baca dan ambil  bahan dari sana,karena kalau aku bercerita tak cukup waktu. “katanya sambil menyerahkan guntingan Koran padaku. Aku sangat berterima kasih, bahan ini harus kuselamatkan ujarku dalam hati. Kemudian aku pamit pada  suami istri yang baik itu.
Semoga bahan ini dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua betapa besarnya nilai adat nenek moyang kita itu,diantara  ribuan adat-2 suku lainnya yang ada dibumi Nusantara kita inilah salah satu diantaranya.

** ---------------------------------------**


PENDAHULUAN.

PENGERTIAN :
Nemlaai adalah ungkapan dari berbagai macam keberhasilan kemenangan dan kesatriaan. Nemlaai berasal dari bahasa anak suku Dayak Long Glad, yang artinya menang, adat ini dilaksanakan khusus untuk kaum pria.
Upacaranya harus memakai bahan pokok khusus yaitu :
a.     Kepala manusia yang dipenggal dari kemenangan dalam pertempuran.
b.     Kepala Orang Hutan, karena menurut kepercayaan suku Dayak Long Glad binatang ini keturunan manusia.
c.      Kepala Ben’u (Hiko). Bahasa Busang = sejenis kera kecil (Indonesia). Juga binatang ini jelmaan anak keguguran Dewa dari Kayangan.

LATAR BELAKANG :
Suku Long Glad mempercayai, bahwa ada kekuatan yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia khususnya pria. Bahwa manusia harus mengadakan hubungan timbal  balik dengan kekuatan tersebut melalui tata cara upacara adat, salah satu diantaranya adalah adat Nemlaai.
Nemlaai adalah upacara adat menurut kepercayaan Suku Dayak Long Glad mengandung nilai dan kekuatan yang tinggi yang berasal dari Tuhan (Tapennyui) maupun dari roh-roh lain, sehingga dengan  melaksanakan adat Nemlaai ini mereka terhindar dari malapetaka dan memperkuat daya tahan tubuh sehingga dapat mengusai  segala  tantangan agar menjadi seorang pria perkasa yang gagah berani dan tidak kenal menyerah dalam segala hal baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam menaklukan musuh dalam kehidupan.

TUJUAN :
Mengesahkan / mengukuhkan.
1.     Nemlaai ma’ aaic anak pria :
Untuk pertama kali anak boleh dipotong rambutnya.
2.     Nemlaai penbih :
Untuk anak yang remaja, agar si remaja sudah didewasakan, melalui upacara ini si remaja boleh melirik  si gadis  (boleh pacaran dan kawin ).
3.     Nemlaai Seksi :
khusus bagi tamu/pendatang yang akan menetap disuatu desa adalah sah menjadi warga desa tersebut.
4.     Nemlaai ne kenainz :
Untuk boleh memakai  busana pusaka yang  bernilai sakral/tuah dll.
5.     Nemlaai lemlai’ penguin :
Untuk orang - orang yang kembali dari perjalanan  jauh selamat dan berhasil kedesa asalnya.
6.     Nemlai empesak eak :
Untuk melepaskan masa berkabung jika diantara keluarga yang meninggal dunia.
7.     Pakaian Nemlaai :
Berbeda-beda jenis topi yang dipakai sesuai dengan upacara adat Nemlaai  yang diikuti dan jasa orang tersebut,atau semacam pangkat dalam kemilitan.

8.     Bunyi-bunyian / music dan lemaluq   ivoi :
a.     Memberikan kepada roh leluhur, roh penolong bahwa kita melaksanakan  adat Nemlaai.
b.     Untuk mengelabui hal-hal yang bersifat tantangan yang dianggap tabu dalam melaksanakan adat Nemlaai.
c.      Untuk menyemarakkan suasana  adat Nemlaai.
d.     Untuk mengenal jenis kegiatan / acara apa yang dibuat dalam adat Nemlaai karena ada beberapa jenis nada bunyi-bunyian.
e.     Lemaluq Ivoi : Lagu Kemenangan. Lemaluq Ivoi ini dilagukan selama adat  Nemlaai berlangsung.

PELAKSANAAN UPACARA ADAT NEMLAAI:
Pelaksanaan sesungguhnya 7 hari, dengan upacara tertentu dan pada hari tertentu pula.Pada perkembangan terakhir urutan upacara ini semakin dimodifikasi dengan mempersingkat waktu (hari) dengan tidak mengurangi urutan dan makna upacara adat Nemlaai itu sendiri. Ini Urutan pelaksanaan upacara ini adalah sebagai berikut :

Pendahuluan : Neq Pie Nyehuun   : 
(membuat pondok/kemah pertapaan).

       I.            Leq Nyehuun : upacara berkenaan dengan suara burung saic, (burung Jantung). Pertanda buruk, baik.
a.     Neq posa  Nyehuun ;mermbuat kemah / kemah..
            b.  Nyehui Kehoung : Memanggang kepala.              
c.   Engkaainy : pembersihan diri.
d.  Nyekiit : memotong tengkorak ( menyerang musuh secara simbolis).
     II.            Enggiin mainy : singgah didesa (kampung).
a.     Ngen’guih kenainz : mengganti pakaian.
b.     Nyekiit : memotong tengkorak (menyerang musuh secara simbolis ).
c.      Leg peleq laai : mengambil oleh-oleh.
d.     Ngenha : melepaskan pantangan agar boleh istirahat, merokok,menyirih dll.
  III.            Nyengngiin : Berdoa.
a.     Nyekiieng : mendoakan tiap-tiap peserta menurut tingkat adat Nemlaai.
b.     Ngejuinz / Kuai hainz : menari bersuka ria.
c.      Petjaap : Latihan perang.
d.     Muinz :Makan siang peserta Nemlaai.
e.     Neq doung : Menyanyikan lagu kemenangan dan mohon kesejahteraan umat manusia.
  IV.            Neq Saaok : Kayu pertanda pengesahan upacara adat Nemlaai.
a.     Enjaap saaok : menimpas kayu pertanda pengesahan.
b.     Ngejuiny : menari bersuka ria.
c.      Leq leguiny : piknik ke karangan.
d.     Enjuek : Lagu syukuran sebagai tanda sudaah dapat berkumpul dengan keluarga.

JENIS KEGIATAN
Peserta adat nemlaai berangkat kepondok pertapaan. Ibu-ibu dikampung dengan kaki diluruskan kedepan  dan tangan diantara kedua paha sambil berdoa mohon keselamatan untuk peserta adat Nemlaai.
I.                   Leq Nyehuun : mendengar suara burung.
a.     Neq pooa nyehuun :
menyalakan api dipondok pertapaan , seorang tokoh menyalakan api dengan memakai macis dari batu (macis zaman dulu ).
Setelah itu mendengar suara burung hisit agar supaya dapat mengetahui baik atau buruk dalam melaksanakan adat Nemlaai.
b.     Nyehui kehoung :
beberapa orang tokoh memanggang tengkorak agar supaya tengkorak itu menjadi kering.
c.      Engkaainy : pembersihan diri (bagi peserta pemula).
Didalam upacara engkaainy ini diadakan pembersihan diri dari segala mala petaka, kesialan, kegagalan,pokoknya segala sesuatu yang menghambat keberhasilan dalam kehidupan.
Seorang tokoh memimpin seluruh peserta membaca mantra (berdoa) pembersihan diri, dan semua peserta memegang daun afung lai ( daun kayu meritam ) dan dicelupkan kedalam telur ayam dan dioleskan pada badan masing-masing.
d.     Nyekiit : menyerang musuh secara simbolis.
Didalam upacara ini seorang tokoh memimpin semua peserta untuk memotong,menombak,menyumpit tengkorak adat Nemlaai.



II.                 Engiin mainz.
Semua peserta Nemlaai pulang kekampung menuju dermaga rumah adat.
a.     Ngenguih kenainz (ganti pakaian ).
Ibu-ibu keluarga adat Nemlaai yang ada dikampung membawa pakaian peserta adat Nemlaai untuk dibawakan di dermaga rumah adat. Di dermaga rumah adat ini juga diadakan:
-         acara pembersihan  diri (peserta pemula).
-         acara pengguntingan rambut anak laki-laki.
-         acara anak remaja yang baru ikut adat Nemlaai.
-         acara tamu yang menjadi warga tetap desa.
b.     Nyekiit : menyerang musuh secara adat simbolis.
Seorang tokoh memimpin peserta adat Nemlaai yang baru masuk adat Nemlaai, dan tamu yang akan menjadi warga desa untuk memotong, menombak, menyumpit tengkorak adat Nemlaai. Setelah itu seluruh peserta adat Nemlaai menuju serambi besar rumah adat , dan warga desa tidak boleh melintas didepan atau memotong barisan peserta adat Nemlaai.
c.      Leq peleq laai.
Setelah sampai diserambi besar rumah adat ibu-ibu dan gadis remaja telah menunggu peserta adat Nemlaai untuk mengambil oleh-oleh. Ibu-ibu dan gadis remaja mengambil salah satu alat perta adat Nemlaai seperti parang,tombak,sumpit, perisai untuk dibawa pulang kerumahnya. Setelah itu keluarga adat Nemlaai pergi mengambil alat-alat peserta adat Nemlaai dirumah-rumah ibu-ibu/gadis remaja yang mengambil alat peserta adat Nemlaai.
Oleh-oleh yang dibawa adalah berupa salah satu keperluan pakaian wanita seperti baju wanita, kain, taah dll. Karena sebelum alat-alat ini diambil kembali pelaksanaan acara adat Nemlaai belum dapat dilaksanakan.
d.     Ngenha.
Didalam acara ngenha ini seorang tokoh mendoakan bahan yang akan dimasak,seperti beras,telur,dimasak didalam satu ruas bambu ,dan bahan tersebut tidak ditunggu sampai masak betul karena makanan ini adalah makanan santapan.
Santapan ini diberikan kepada semua peserta, setelah itu disantapkan kepada tengkorak adat Nemlaai, tambur, tiang besar, dermaga rumah adat dan lain-lain.
Setelah acara santapan ini selesai maka peserta adat NemLaai dapat istirahat menyirih, merokok dll.
III.              Nyengnglin : Berdoa.
a.     Nyekieng ; Berdoa menurut tingkat adat Nemlaai.
Didalam upacara nyekieng ini masing-masing mendoakan menurut tingkat keturunan dan tingkat didalam upacara adat Nemlaai dan didepan sudah tersedia lagaa’ (keranjang bamboo), dibawahnya tergantung rahang babi.
1.     Tingkat keturunan.
Bangsawan, tokoh masyarakat dan rakyat biasa
2.     Tingkat dalam acara adat Nemlaai.
-         Tingkat anak remaja yang baru masuk adat Nemlaai.
-         Tamu yang baru menjadi warga desa.
-         Tingkat remaja yang baru memasang busana pusaka.
-         Tingkat yang baru pulang dari perjalanan jauh.
-         Tingkat yang melepaskan pakaian berkabung.
b.     Ngejuinz : Menari
Semua peserta menari dengan bersuka ria dengan tarian kuai hainz. Setelah menari semua peserta mengadakan latihan perang secara bergantian. Sementara ini beberapa orang pergi memasak nasi dalam bamboo.
c.      Muinz : makan.
Semua peserta adai Nemlaai makan nasi (makanan) yang dimasak dalam bamboo tanpa bumbu, garam dll.
Didalam acara makan ini, semua peserta duduk berjongkok, maksudnya tetap berjaga, dan nasi terletak disamping kanan, segala peralatan makan, seperti sendok nasi, daun bungkus nasi, ujungnya tidak boleh diarahkan kedepan peserta yang makan. Ini maksudnya untuk menghindari diri dari ujung tombak, panah, duri dsbnya.
d.     Neq doung : Lagu pahlawan.
Semua peserta duduk terpisah laki-laki peserta adat Nemlaai dengan ibu-ibu/gadis remaja menyanyikan lagu doung yaitu lagu kemenangan, mohon kesejahteraan dalam acara adat Nemlaai dan peserta adat Nemlaai yang lain bersama ibu-ibu dan gadis remaja menari tarian doung.
                            V.            Neq Saok : tonggak pengesahan
a.     Enjaap saaok : timpas tonggak
Semua peserta adat nemlaai menuju kayu (saaok) yang sudah didirikan dan masing2 peserta adat nemlaai memegang kayu sasok sambil berdoa syukur karena upacara nemlaai sudah selesai. Setelah selesai berdoa kayu sasok ditimpas dan bekas timpasan yang jatuh ditanah harus berlawanan, telungkup dan telentang. Maksud bekas timpasan ini ada yang telungkup dan ada yang telentang ini adalah pertanda bahwa acara adat nemlaai sudah diakui syah oleh Yang Maha Kuasa.
b.     Ngejuiz : menari
Semua peserta adat nemlaai, para perempuan dan warga desa menari bersuka ria bersyukur karena adat nemlaai sudah berhasil dengan baik.
c.      Leq lejuinz : piknik
Semua peserta adat nemlaai dan warga desa pergi piknik di karangan (pulau kecil ditengah sungai yang terbentuk dari kumpulan kerikil dan batuan sungai lainnya) dengan bersuka ria dan acara ini diadakan sebagai tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena adat nemlaai sudah berhasil dengan baik.
d.     Enjuek : Lagu dan tari.
Semua peserta adat nemlaai menyanyi sambil menari, tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah boleh berkumpul dengan keluarga kembali.
                                                                    

-- S E L E S A I --
Sarua Indah Ciputat, tengah Februari 2012
Flora Inglin H.Moerdani.