Jumat, 11 Mei 2012

Upacara Adat Nemlaai

Mengenal Upacara Adat Nemlaai
dari
Kecamatan Long Pahangai
Kab.Kutai Barat  Propinsi Kalimantan Timur.

Aku ini keturunan dari dua darah, darah Banjar Bakumpai dari ayahku sedangkan darah Dayak suku Bahau dari ibuku. Ibuku adalah putri tertua dari kakek Adjang Djo Kepala Adat dari Kampung Long Lunuk masuk Kecamatan Long Pahangai di Hulu Mahakam sana. Dari darah Banjar Bakumpai inilah keluarga Haji Abdoeraoef beranak pinak di kota Samarinda dan Tenggarong, sehingga familiku hampir ada disepanjang sungai Mahakam. Hubungan kekeluargaan kami sangat rukun, dimanapun bertemu mesti baru kenal pasti akan menjadi akrab. Di Samarinda bahkan ada persatuan Arisan keturunan Haji Abdoeraoef dan setiap bulan ada pertemuan pria dan wanita, dari yang muda-2 sampai yang tua-2. Kalau kebetulan aku berkunjung
ke Samarinda pasti aku diundang atau dijemput oleh sanak family, dan ramai dan riuhlah  suara kami. Tentu saja bahasa yang dipakai bahasa Banjar, termasuk aku tidak semua kami bisa berbahasa Bakumpai yang berasal dari Kalimantan Selatan itu. Tapi kami yang blasteran ini pastilah mengerti dan faham serta bisa mengucapkan beberapa kata. Pada waktu acara makan-2, waahhh….bermacam penganan Banjar dihidangkan,termasuk juga kue-2nya. Pasti yang tak ketinggalan adalah Soto Banjar yang terkenal itu.
Meskipun aku mempunyai keluarga Banjar yang lumayan besar dan tingkat ekonominya juga bermacam-macam, aku tak pernah lupa suku Dayak yang mengalir dalam tubuhku. Di Samarinda juga tak sedikit famili Bahauku menetap, asal saja bertemu atau mereka tak segan memperkenalkan diri pastilah kami akan menjadi akrab. Aku ini sudah termasuk golongan tua, jadi tentu saja aku tak bisa mencari mereka satu persatu. Ternyata tak sedikit juga keluarga Dayak Bahau yang sudah kukenal, terutama saudara sepupuku B.BLAWING BELAREQ  Kepala Adat Besar Kecamatan Long Pahangai. Aku memang sudah lama kenal dia ketika usianya masih remaja, dia sering bersama ayahnya BELAREQ menginap di Long Iram rumah kami. Ketika masih muda dia bolak balik mengarungi sungai Mahakam membawa hasil hutan terutama Rotan, langsung dijual ke Samarinda. Selain itu aku juga kenal dekat dengan suami istri Om DING JUAN yang terkenal karena sering menjual obat-2 alami Dayak dan herbal kepelosok pedalaman. Aku memanggil paman padanya karena dia masih saudara sepupu ibuku, meskipun usia kami tak jauh berbeda tapi aku selalu menghargainya.
Maka ketika aku mengadakan kunjungan survey untuk bukuku DARI  LONG IRAM SAMPAI LONG APARI, berikutnya buku kisah perjalanan mengarungi jeram-2 Mahakam yang ganas yang berjudul PERJALANAN  KE HULU  MAHAKAM, aku dan rombongan mengajak Om Ding sebagai Pemandu kami. Beliau bertubuh tambun dan tinggi, berewokan dengan bulu-2 yang sudah mulai memutih memenuhi wajahnya. Tak heran kalau adikku Rusmala memberi  gelar kepada beliau KERA SAKTI, cocok dengan pembawaannya yang kocak dan selalu bercanda. Tambah tua tetapi beliau tetap gesit dan masih mempergunakan sepeda motor tuanya keliling menjajakan obatnya disekitar Barong Tongkok dan Melak. Bahkan kekampung-kampung nama beliau cukup dikenal. Beliaulah yang menjadi penasehat dan pelindung kami dirimba dan hutan sepanjang memudiki sungai Mahakam. Rombongan kami tidak banyak, dua suami istri Bhimo dan Jamal peserta dari Balikpapan. Mereka yang sangat antusias dan bersemangat sekali untuk ikut serta dalam survey ini, Bhimo pria yang cukup cerdas dan  istrinya yang tabah dan berani yang selalu mendampingi aku sejak dari Jakarta. Jamal adalah pemuda Balikpapan, teman Bhimo yang dengan ikhlas meninggalkan kesibukannya dan menyatu dengan kami. Aku sendiri sebagai Ketua dan penyandang dana meskipun usia sudah diatas 65 tahun tak mau kalah, apalagi panggilan hati nurani sering mengimpikan perjalanan ini. Syukurlah suamiku Harry Moerdani sangat mendukung, masalah biaya tak menjadi soal baginya yang penting “mama” bahagia katanya . Dari Long Iram aku membawa seorang kenalan yaitu Pak Amir yang kuyakin sangat perlu tenaganya. Dengan orang-2 tenaga dan pengalaman minim inilah, kami dengan menyewa sebuah Long Boat menuju ke Long Bagun. Aku sudah dua kali mengarungi sungai Mahakam dan berkenalan dengan  jeram-2nya mautnya ini tetapi aku belum jera, cita-2ku untuk membuat sebuah buku tentang kampung halaman ibuku ini harus terlaksana. Dan aku percaya kepada Om Ding bahwa ia bisa kuandalkan.
Demikianlah kisah mengapa aku punya keterkaitan dengan suku Dayak Bahauku ini. Ketika bung Korrie meminta aku membuat sebuah cerpen tentang adat istiadat suku Bahau aku kebingungan.Aku sering mendengar kisah dari mulut ibuku tentang adat-2 suku Bahau ini apalagi beliau memang pernah menjadi Tetua Adat membantu sang Ayah, tetapi tak pernah kucatat begitupun mengenai keakhlian beliau mengobati orang-2 sakit yang minta pertolongan pada beliau. Para sanak saudara dan kenalan, sangat menyayangi kelalaianku ini, karena setelah ibu berpulang pasien-2 beliau masih saja datang mencari beliau.
Aku teringat saudara sepupuku B.Blawing Belareq aku datang kepadanya, sambil mengunyah sirihnya dia tersenyum padaku.
“Tolong dong dik, aku juga ingin agar peninggalan adat ini jangan dilupakan. Anak-2 cucu kita harus punya pengetahuan tentang adat ini. “Aku terus merayunya, tiba-2 ia  berdiri dan masuk kekamarnya membawa seberkas surat guntingan Koran.
“Ini saja kakak baca dan ambil  bahan dari sana,karena kalau aku bercerita tak cukup waktu. “katanya sambil menyerahkan guntingan Koran padaku. Aku sangat berterima kasih, bahan ini harus kuselamatkan ujarku dalam hati. Kemudian aku pamit pada  suami istri yang baik itu.
Semoga bahan ini dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua betapa besarnya nilai adat nenek moyang kita itu,diantara  ribuan adat-2 suku lainnya yang ada dibumi Nusantara kita inilah salah satu diantaranya.

** ---------------------------------------**


PENDAHULUAN.

PENGERTIAN :
Nemlaai adalah ungkapan dari berbagai macam keberhasilan kemenangan dan kesatriaan. Nemlaai berasal dari bahasa anak suku Dayak Long Glad, yang artinya menang, adat ini dilaksanakan khusus untuk kaum pria.
Upacaranya harus memakai bahan pokok khusus yaitu :
a.     Kepala manusia yang dipenggal dari kemenangan dalam pertempuran.
b.     Kepala Orang Hutan, karena menurut kepercayaan suku Dayak Long Glad binatang ini keturunan manusia.
c.      Kepala Ben’u (Hiko). Bahasa Busang = sejenis kera kecil (Indonesia). Juga binatang ini jelmaan anak keguguran Dewa dari Kayangan.

LATAR BELAKANG :
Suku Long Glad mempercayai, bahwa ada kekuatan yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia khususnya pria. Bahwa manusia harus mengadakan hubungan timbal  balik dengan kekuatan tersebut melalui tata cara upacara adat, salah satu diantaranya adalah adat Nemlaai.
Nemlaai adalah upacara adat menurut kepercayaan Suku Dayak Long Glad mengandung nilai dan kekuatan yang tinggi yang berasal dari Tuhan (Tapennyui) maupun dari roh-roh lain, sehingga dengan  melaksanakan adat Nemlaai ini mereka terhindar dari malapetaka dan memperkuat daya tahan tubuh sehingga dapat mengusai  segala  tantangan agar menjadi seorang pria perkasa yang gagah berani dan tidak kenal menyerah dalam segala hal baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam menaklukan musuh dalam kehidupan.

TUJUAN :
Mengesahkan / mengukuhkan.
1.     Nemlaai ma’ aaic anak pria :
Untuk pertama kali anak boleh dipotong rambutnya.
2.     Nemlaai penbih :
Untuk anak yang remaja, agar si remaja sudah didewasakan, melalui upacara ini si remaja boleh melirik  si gadis  (boleh pacaran dan kawin ).
3.     Nemlaai Seksi :
khusus bagi tamu/pendatang yang akan menetap disuatu desa adalah sah menjadi warga desa tersebut.
4.     Nemlaai ne kenainz :
Untuk boleh memakai  busana pusaka yang  bernilai sakral/tuah dll.
5.     Nemlaai lemlai’ penguin :
Untuk orang - orang yang kembali dari perjalanan  jauh selamat dan berhasil kedesa asalnya.
6.     Nemlai empesak eak :
Untuk melepaskan masa berkabung jika diantara keluarga yang meninggal dunia.
7.     Pakaian Nemlaai :
Berbeda-beda jenis topi yang dipakai sesuai dengan upacara adat Nemlaai  yang diikuti dan jasa orang tersebut,atau semacam pangkat dalam kemilitan.

8.     Bunyi-bunyian / music dan lemaluq   ivoi :
a.     Memberikan kepada roh leluhur, roh penolong bahwa kita melaksanakan  adat Nemlaai.
b.     Untuk mengelabui hal-hal yang bersifat tantangan yang dianggap tabu dalam melaksanakan adat Nemlaai.
c.      Untuk menyemarakkan suasana  adat Nemlaai.
d.     Untuk mengenal jenis kegiatan / acara apa yang dibuat dalam adat Nemlaai karena ada beberapa jenis nada bunyi-bunyian.
e.     Lemaluq Ivoi : Lagu Kemenangan. Lemaluq Ivoi ini dilagukan selama adat  Nemlaai berlangsung.

PELAKSANAAN UPACARA ADAT NEMLAAI:
Pelaksanaan sesungguhnya 7 hari, dengan upacara tertentu dan pada hari tertentu pula.Pada perkembangan terakhir urutan upacara ini semakin dimodifikasi dengan mempersingkat waktu (hari) dengan tidak mengurangi urutan dan makna upacara adat Nemlaai itu sendiri. Ini Urutan pelaksanaan upacara ini adalah sebagai berikut :

Pendahuluan : Neq Pie Nyehuun   : 
(membuat pondok/kemah pertapaan).

       I.            Leq Nyehuun : upacara berkenaan dengan suara burung saic, (burung Jantung). Pertanda buruk, baik.
a.     Neq posa  Nyehuun ;mermbuat kemah / kemah..
            b.  Nyehui Kehoung : Memanggang kepala.              
c.   Engkaainy : pembersihan diri.
d.  Nyekiit : memotong tengkorak ( menyerang musuh secara simbolis).
     II.            Enggiin mainy : singgah didesa (kampung).
a.     Ngen’guih kenainz : mengganti pakaian.
b.     Nyekiit : memotong tengkorak (menyerang musuh secara simbolis ).
c.      Leg peleq laai : mengambil oleh-oleh.
d.     Ngenha : melepaskan pantangan agar boleh istirahat, merokok,menyirih dll.
  III.            Nyengngiin : Berdoa.
a.     Nyekiieng : mendoakan tiap-tiap peserta menurut tingkat adat Nemlaai.
b.     Ngejuinz / Kuai hainz : menari bersuka ria.
c.      Petjaap : Latihan perang.
d.     Muinz :Makan siang peserta Nemlaai.
e.     Neq doung : Menyanyikan lagu kemenangan dan mohon kesejahteraan umat manusia.
  IV.            Neq Saaok : Kayu pertanda pengesahan upacara adat Nemlaai.
a.     Enjaap saaok : menimpas kayu pertanda pengesahan.
b.     Ngejuiny : menari bersuka ria.
c.      Leq leguiny : piknik ke karangan.
d.     Enjuek : Lagu syukuran sebagai tanda sudaah dapat berkumpul dengan keluarga.

JENIS KEGIATAN
Peserta adat nemlaai berangkat kepondok pertapaan. Ibu-ibu dikampung dengan kaki diluruskan kedepan  dan tangan diantara kedua paha sambil berdoa mohon keselamatan untuk peserta adat Nemlaai.
I.                   Leq Nyehuun : mendengar suara burung.
a.     Neq pooa nyehuun :
menyalakan api dipondok pertapaan , seorang tokoh menyalakan api dengan memakai macis dari batu (macis zaman dulu ).
Setelah itu mendengar suara burung hisit agar supaya dapat mengetahui baik atau buruk dalam melaksanakan adat Nemlaai.
b.     Nyehui kehoung :
beberapa orang tokoh memanggang tengkorak agar supaya tengkorak itu menjadi kering.
c.      Engkaainy : pembersihan diri (bagi peserta pemula).
Didalam upacara engkaainy ini diadakan pembersihan diri dari segala mala petaka, kesialan, kegagalan,pokoknya segala sesuatu yang menghambat keberhasilan dalam kehidupan.
Seorang tokoh memimpin seluruh peserta membaca mantra (berdoa) pembersihan diri, dan semua peserta memegang daun afung lai ( daun kayu meritam ) dan dicelupkan kedalam telur ayam dan dioleskan pada badan masing-masing.
d.     Nyekiit : menyerang musuh secara simbolis.
Didalam upacara ini seorang tokoh memimpin semua peserta untuk memotong,menombak,menyumpit tengkorak adat Nemlaai.



II.                 Engiin mainz.
Semua peserta Nemlaai pulang kekampung menuju dermaga rumah adat.
a.     Ngenguih kenainz (ganti pakaian ).
Ibu-ibu keluarga adat Nemlaai yang ada dikampung membawa pakaian peserta adat Nemlaai untuk dibawakan di dermaga rumah adat. Di dermaga rumah adat ini juga diadakan:
-         acara pembersihan  diri (peserta pemula).
-         acara pengguntingan rambut anak laki-laki.
-         acara anak remaja yang baru ikut adat Nemlaai.
-         acara tamu yang menjadi warga tetap desa.
b.     Nyekiit : menyerang musuh secara adat simbolis.
Seorang tokoh memimpin peserta adat Nemlaai yang baru masuk adat Nemlaai, dan tamu yang akan menjadi warga desa untuk memotong, menombak, menyumpit tengkorak adat Nemlaai. Setelah itu seluruh peserta adat Nemlaai menuju serambi besar rumah adat , dan warga desa tidak boleh melintas didepan atau memotong barisan peserta adat Nemlaai.
c.      Leq peleq laai.
Setelah sampai diserambi besar rumah adat ibu-ibu dan gadis remaja telah menunggu peserta adat Nemlaai untuk mengambil oleh-oleh. Ibu-ibu dan gadis remaja mengambil salah satu alat perta adat Nemlaai seperti parang,tombak,sumpit, perisai untuk dibawa pulang kerumahnya. Setelah itu keluarga adat Nemlaai pergi mengambil alat-alat peserta adat Nemlaai dirumah-rumah ibu-ibu/gadis remaja yang mengambil alat peserta adat Nemlaai.
Oleh-oleh yang dibawa adalah berupa salah satu keperluan pakaian wanita seperti baju wanita, kain, taah dll. Karena sebelum alat-alat ini diambil kembali pelaksanaan acara adat Nemlaai belum dapat dilaksanakan.
d.     Ngenha.
Didalam acara ngenha ini seorang tokoh mendoakan bahan yang akan dimasak,seperti beras,telur,dimasak didalam satu ruas bambu ,dan bahan tersebut tidak ditunggu sampai masak betul karena makanan ini adalah makanan santapan.
Santapan ini diberikan kepada semua peserta, setelah itu disantapkan kepada tengkorak adat Nemlaai, tambur, tiang besar, dermaga rumah adat dan lain-lain.
Setelah acara santapan ini selesai maka peserta adat NemLaai dapat istirahat menyirih, merokok dll.
III.              Nyengnglin : Berdoa.
a.     Nyekieng ; Berdoa menurut tingkat adat Nemlaai.
Didalam upacara nyekieng ini masing-masing mendoakan menurut tingkat keturunan dan tingkat didalam upacara adat Nemlaai dan didepan sudah tersedia lagaa’ (keranjang bamboo), dibawahnya tergantung rahang babi.
1.     Tingkat keturunan.
Bangsawan, tokoh masyarakat dan rakyat biasa
2.     Tingkat dalam acara adat Nemlaai.
-         Tingkat anak remaja yang baru masuk adat Nemlaai.
-         Tamu yang baru menjadi warga desa.
-         Tingkat remaja yang baru memasang busana pusaka.
-         Tingkat yang baru pulang dari perjalanan jauh.
-         Tingkat yang melepaskan pakaian berkabung.
b.     Ngejuinz : Menari
Semua peserta menari dengan bersuka ria dengan tarian kuai hainz. Setelah menari semua peserta mengadakan latihan perang secara bergantian. Sementara ini beberapa orang pergi memasak nasi dalam bamboo.
c.      Muinz : makan.
Semua peserta adai Nemlaai makan nasi (makanan) yang dimasak dalam bamboo tanpa bumbu, garam dll.
Didalam acara makan ini, semua peserta duduk berjongkok, maksudnya tetap berjaga, dan nasi terletak disamping kanan, segala peralatan makan, seperti sendok nasi, daun bungkus nasi, ujungnya tidak boleh diarahkan kedepan peserta yang makan. Ini maksudnya untuk menghindari diri dari ujung tombak, panah, duri dsbnya.
d.     Neq doung : Lagu pahlawan.
Semua peserta duduk terpisah laki-laki peserta adat Nemlaai dengan ibu-ibu/gadis remaja menyanyikan lagu doung yaitu lagu kemenangan, mohon kesejahteraan dalam acara adat Nemlaai dan peserta adat Nemlaai yang lain bersama ibu-ibu dan gadis remaja menari tarian doung.
                            V.            Neq Saok : tonggak pengesahan
a.     Enjaap saaok : timpas tonggak
Semua peserta adat nemlaai menuju kayu (saaok) yang sudah didirikan dan masing2 peserta adat nemlaai memegang kayu sasok sambil berdoa syukur karena upacara nemlaai sudah selesai. Setelah selesai berdoa kayu sasok ditimpas dan bekas timpasan yang jatuh ditanah harus berlawanan, telungkup dan telentang. Maksud bekas timpasan ini ada yang telungkup dan ada yang telentang ini adalah pertanda bahwa acara adat nemlaai sudah diakui syah oleh Yang Maha Kuasa.
b.     Ngejuiz : menari
Semua peserta adat nemlaai, para perempuan dan warga desa menari bersuka ria bersyukur karena adat nemlaai sudah berhasil dengan baik.
c.      Leq lejuinz : piknik
Semua peserta adat nemlaai dan warga desa pergi piknik di karangan (pulau kecil ditengah sungai yang terbentuk dari kumpulan kerikil dan batuan sungai lainnya) dengan bersuka ria dan acara ini diadakan sebagai tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena adat nemlaai sudah berhasil dengan baik.
d.     Enjuek : Lagu dan tari.
Semua peserta adat nemlaai menyanyi sambil menari, tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah boleh berkumpul dengan keluarga kembali.
                                                                    

-- S E L E S A I --
Sarua Indah Ciputat, tengah Februari 2012
Flora Inglin H.Moerdani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar