Sabtu, 18 Oktober 2014

Ayah donorkan hatinya demi anak.


Jazlyn Camargo yang lahir bulan April 2012  di Bridgeport, Illinois, AS, menderita penyakit langka sejak lahir,biliary artresia. Penyakit yang menyerang hati tersebut mengancam jiwanya.

Lima bulan kemudian dokter yang merawatnya di Robert H. Lurie Children’s Hospital of Chicago menyebutkan Jazlyn membutuhkan transplantasi hati segera, kalau tidak ia akan segera meninggal. Orang yang memenuhi syarat jadi donornya adalah kedua orangtuanya.

Sang ayah, Eduardo Camargo, menyanggupi dirinya yang akan menjadi donor, bukan istrinya. “Kami memiliki dua anak perempuan lain dan mereka lebih membutuhkan ibunya dibanding ayahnya,” katanya memberi alasan.

Namun Camargo harus menghadapi kenyataan, lelaki yang berbobot 210 pound (95 kg) itu memiliki hati yang kelebihan lemak. Menurut dokter, hatinya kelebihan lemak 10% dari batas yang dianggap sehat. Karena itu ia tak bisa menjadi donor.

Camargo tentu saja terpukul. Tetapi ia bersikeras ingin menjadi donor. Satu-satunya cara adalah ia harus menurunkan berat badannya secepat mungkin. Ada waktu dua bulan untuk melakukan itu.

Camargo menyanggupi. Sejak saat itu ia melakukan diet ketat, berolahraga, dan hal lainnya yang memungkinkan berat badannya turun. “Setiap kali pulang kerja, saya pergi kegym dan lari sejauh enam mil setiap hari selama satu jam. Ketika lari saya menangis dan memohon pada Tuhan agar bisa menolong anak saya,” katanya.

Dua bulan kemudian berat badannya susut 30 pound (13 kg). Lebih dari itu, ketika hatinya diperiksa, kadar lemaknya sudah menyusut dan berada 2% di bawah batas maksimal. Artinya hatinya benar-benar sehat. Berita lain datang. Sehari menjelang operasi, Jazlyn mengalami kondisi buruk yang mengkhawatirkan. Sampai akhirnya proses transplantasi hati dilakukan. Dokter mengambil 20% hati Camargo dan didonorkan ke Jazlyn.

Ketika transplantasi selesai, Camargo ingin segera melihat kondisi anaknya. Saat itu perawat melarangnya. Tetapi ia memaksa. Dokter lalu bilang, ia bisa menengok anaknya kalau sudah benar-benar sehat. Tanda sehat bisa ditunjukkan jika ia mampu berjalan tiga putaran di ruangan itu. Camargo lalu berjalan sebanyak 10 putaran. “Saat itu saya memiliki adrenalin karena saya ingin menengok anak saya,” katanya mengenai kekuatan yang luar biasa itu. Setelah itu ia diantar menengok anaknya menggunakan kursi roda. Ia bersyukur karena proses transplantasi berjalan lancar. Dokter juga bilang kalau hatinya akan segera tumbuh kembali. Kini anak-ayah itu sudah menunjukkan kesehatannya.

Jazlyn sekarang berusia 20 bulan dan tumbuh dengan sehat. Meski begitu Camargo selalu was-was. “Setiap kali saya akan pergi kerja di pagi hari, saya menengok Jazlyn dan mengganggunya agar dia bangun. Saya akan pergi kerja dengan tenang kalau sudah melihat ia membuka matanya dan melihat saya,” katanya. “Setiap kali ia membuka mata dan melihat saya, saya bisa pergi dengan bahagia,” tuturnya. Itulah buah kecintaannya pada sang anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar